Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bambang Harto Berhasil Menyulap Tanah Gersang Jadi Kebun Buah

3 November 2019   23:40 Diperbarui: 3 November 2019   23:58 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian buah kelengkeng yang berbuah lebat. Gambar.Koleksi Pri.

Keputusannya sangat melawan arus, kenapa melawan arus? Jelas melawan arus lantaran luasan tanah yang dimikinya di tahun 2006 mencapai sekitar 6 hektar ini tidak didapatkan sumber air sama sekali gersang, segersang gersangnya meski dibagian bawah ada waduk yang tidak pernah mengering airnya.

Bersyukur kemudian akhirnya sumber air itu ditemukan, seiring dengan berjalannya waktu ketika tahun 2010 pun tanah yang dimiliki luasannya bertambah menjadi 20 hektare. Sampai sekarang ini lahan yang ada mencapai 29 hektare.

Usaha yang dibarengi dengan niat baik terutamanya melestarikan alam, jalan untuk menuju suatu tujuan pasti ada. Keberuntungan itu masih berpihak padanya karena Bambang bertemu dengan seorang pakar Budidaya tanaman, setelah konsultasi, maka atas anjuran dari seorang teman yang ahli budidaya tanaman tadi bahwa lahan di Greneng ini bagus ditanami dengan tanaman buah kelengkeng dataran rendah, ternyata memang benar  dengan advice tentang budidaya buah-buahan yang dapat ditanam dilokasi tersebut terutamanya kelengkeng ditanam didataran rendah hasilnya menakjubkan.

Disini peran pentingnya seseorang Prakoso Heryono yang ahli budidaya tanaman ini turut membidani lahir & tumbuh kembangnya kebun buah di Greneng ini. Meski tidak meandapingi terus menerus, hanya sebentar, Bambang Harto yang empunya kebun buah Greneng ini sudah menjadi ahli dalam hal bertanam & budidiya tanaman buah.

Buah-buahan yang ditanam mencapai ribuan batang pohon, diantaranya,    

  • Kelengkeng Jumbo
  • Jambu kristal
  • Pepaya Callina
  • Alpukat kendil
  • Durian montong.
  • Srikaya 
  • Sawo
  • Jeruk
  • Mangga jenar.
  • Sirsak madu

Sedangkan sekarang ini buah pepaya yang menjadi primadona adalah pepaya Callina. Varitas Pepaya callina ini hasil temuan dari Prof. Dr.Ir. Sriani Sujiprihati MS. Dari IPB.-Institut Pertanian Bogor. Dengan perlakuan khusus dikebun buah ini rasa buahnya bertambah lezat, manis serta tekstur dagingnya terasa renyah. Dengan sendirinya harga pepaya Callina sudah dipatok lebih tinggi dari pepaya California.

Padahal awal-awal panen pepaya callina, untuk memasarkannya sangat sulit harganya pun jauh sampai dibawah harga pepaya biasa, dikarenakan  pembeli belum paham apa & bagaimana nikmatnya pepaya callina yang sangat berbeda dengan pepaya biasa.

Membangun Kebun Buah yang sangat luas ini sampai sekarang masih banyak menemui kendala, tetapi Bambang Harto, isterinya serta anak-anak menyikapi dengan tenang dan sabar.

Pada waktu penulis mengunjungi lokasi kebun buah Greneng ini, ternyata banyak juga yang berkunjung menikmati pemandangan yang molek karena kontur tanahnya sudah membuat bentukan kebun buah ini memiliki art alami, natural serta menggiurkan, tanaman yang buahnya bergelantungan menggemaskan, rasa-rasanya tidak ingin meninggalkan lokasi ini apalagi jika pengunjungnya berhobi bercocok tanam.

Keberhasailan semacam ini adalah contoh praktek kerja nyata bagi masyarakat sekitar semestinya dapat mengikuti kiprah dari kebun buah Greneng ini, paling tidak dapat menyerap ilmu yang ada, kalau pun mereka minta belajar juga akan diberikan, apalagi hanya ilmu sedangkan bibit buah mangga unggul & langka saja sudah dibagikan kepada 400 KK.

Pemberian bibit ini tidak hanya mangga biasa tetapi mangga Jenar &  sirsak madu yang sudah okulasi atawa sambung pocuk, yang akan cepat berbuah apabila perlakuannya secara intensive & baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun