Mohon tunggu...
Kinanti
Kinanti Mohon Tunggu... Freelancer - bianglala

tetap bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lagi-lagi Kamu

23 April 2019   23:35 Diperbarui: 23 April 2019   23:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

sepertinya kamu ingin menyapaku? iya bukan ?

sepertinya kamu ingin katakan "aku rindu"? iya bukan ?

kamu ingin tahu kabarku ? iya bukan ? 

kamu ingin menceritakan momen yang terjadi setelah itu ? iya bukan ?

kamu menyesal ? 

yah lagi-lagi kamu...

dan kamu pun lagi-lagi...

ah, yasudah... 

pagi itu terjadi seperti pagiku yang biasa, bangun pagi lalu menghabiskan segelas teh hangat dan segera mandi. tepat pukul delapan aku dan motor pingku bergegas menuju kampus. dan di kampus seperti kampus biasanya, tidak ada yang baru. tidak ada yang menarik hmm...

hingga sore hari akupun tidak sengaja bertemu kamu, iya kamu yang dulu pernah jadi teman bahagiaku, ya hanya teman yang lebih dari teman, entah apa sebutannya.

 " kamu ? " tegurku dalam hati.

matamu langsung mengarah pada jam yang ada di dinding seolah-olah tak ada yang nampak selain jam dinding. 

apakah tegurmu dalam hati juga? hmm

ternyata kamu tidak berbeda, masih sama saja. mata kamu masih sama seperti yang dulu, berwarna hitam pekat, rambutmu pun sama tersisir dengan rapi. bajumu? masih sama seperti yang pernah kamu kenakan sewaktu kita baik-baik saja. 

hampir setengah jam kami bersama namun tak ada sepatah katapun yang terlontar. gengsi? sepertinya iya. sakit hati? mungkin iya juga. 

setengah jam berganti satu jam. akupun membiasakan diri, memutar lagu kesukaan dan bernyanyi dengan suara apa adanya. mungkin itu salah satu caraku meminimalisir kegelisahanku waktu itu. hampir satu album habis kami pun tak berkata satupun. akupun asyik berbincang dengan orang yang ada di muka bumi ini kecuali dirinya. iya kata-kata yang terlontar tidak sejalan dengan mata dan hati yang tertuju ke kamu. 

hujan pun turun dan semakin lebat, aku terjebak ditengah-tengah derasnya hujan. aku tidak senang. ingatanku pun mulai pulih. seketika semua tergambar jelas kejadian demi kejadian dengannya di depan mataku. hmm...

tak tahu kenapa, kamupun tiba-tiba berkata 

"hai" ungkapmu

"eh, aku? " jawabku dengan mata tak sejalan dengan pikiran saat itu. 

" bukan. " spontan kamu menjawab dan terdiam lagi seperti pertama kita bertemu tadi. 

" oh, bukan aku ya " gumamku. 

akupun terdiam dan memainkan handhone ku yang akupun tak tahu sedang membuka apa. pikir dan mataku masih sama. 

menikmati hujan dengannya lagi, walaupun mungkin sudah terasa tidak biasa karena sudah lama tidak dibiasakan. akupun mencium aroma tanah yang semakin mendekat pada hidungku, rasanya tenang dan senang. 

lama-lama akupun gelisah, ingin keluar dari zona nyaman yang palsu ini, karena selama ini nyamanku denganmu tak pernah tak palsu, selalu aja kamu pergi dan membuat itu semua jadi omong kosong belakang. aku ingin pulang namun hujan menahanku. apakah hujan merindukan kita? 

saya rasa tidak. 

" masih hujan, mau kemana? sudah diam saja kamu " katamu 

"eh, iya. hmm" jawabku 

kenapa? kenapa kamu masih sama seperti yang dulu. aku pikir sekian lama kamu pergi dari aku bakalan berubah. 

akupun ga kuat menahan godaan yang ingin tahu semua ketidak tahun aku tentang kamu, dan akhirnya akupun tak sengaja membuka obrolan antara kita. dan kamu ternyata masih sama. lagi-lagi sama. 

kitapun berbicara, satu dua patah kata lama-lama menjadi sebuah kalimat dan paragraf lalu menjadi sepbuah topik pembahasan yang tidak ingin diakhiri. lagi-lagi kamu begitu ke aku.

rasanya seperti kemarin itu tidak terjadi apa-apa. dan semua ini adalah sambungan cerita yang kemarin sempat terputus. 

lagi-lagi kamu, sama saja ...

tak terasa, ternyata lima jam sudah kita berbincang tidak memperdulikan sekitar yang dari tadi ingin membrontak dan ingin menyudahi pembahasan kita. lima jam tak terasa dan bertambah menjadi delapan jam hingga larut malam. lagi-lagi kamu tetap kamu...

pembahasan kita tidak jauh dari isu global, politik, ekonomi dan sosial budaya. apa kamu tidak ingin mempermasalahkan dan mengangkat isu tentang kita? 

kalo boleh dibahas, isu kita jauh lebih menarik untuk saat itu. karena kita sama-sama sibuk dengan hari-hari yang tidak tahu ujungnya. 

kenapa aku ingin? karena terlalu banyak ketidak tahuan aku tentang kamu waktu itu. kamu tiba-tiba memilih jalan baru yang harus kamu bangun dari awal lagi. aku ingin tidur tenang dan mimpi indah. namun tampaknya kamu sudah melupakan semua yang terjadi antara kita sehingga isu kita tak tersentuh satupun hingga saat ini aku belum menemukan jawabannya. 

lagi-lagi kamu...

kenapa kamu lagi sih? 

rasa nyaman itu kembali datang, nyaman yang palsu lagi kah? yah bau-baunya seperti itu, kamu sudah bisa melupakan rupanya. kamu pun asyik bercerita momen-momen yang terjadi selama kamu pergi, sepertinya kamu sudah senang dengan cerita yang baru ini, tentunya yang jelas tidak seperti yang dulu-dulu. 

lagi-lagi kamu...

kok kamu lagi sih? boleh giliran aku yang bercerita tidak? 

ya ceritaku masih sama,  yaitu tentang kamu. 

lagi-lagi kamu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun