Mohon tunggu...
Kinan Lambong
Kinan Lambong Mohon Tunggu... -

Waspada Neo Kapitalisme dan Serangan Asimetris. KORUPTOR, dihukum MATI saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mentang Mentang Dekat Penguasa

30 Desember 2017   12:53 Diperbarui: 30 Desember 2017   12:59 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mentang Mentang Dok. Pribadi

Kita semua teringat ketika beberapa jam BTP dijatuhi vonis hakim dan harus ditahan di Lapas Cipinang, mereka Cebonger berkerumun beramai ramai seperti cacing kepanasan, seperti kecoa yang sarangnya diganggu, seperti semut merah yang terinjak. Mereka memakai atas nama agama berdemo bernyanyi langgam seperti di gereja didepan Lapas Cipinang meneriakkan yel-yel yang bernada ideologis menyatakan ketidak adilan putusan pengadilan. Mereka membela yang salah yang sudah didalam putusan pengadilan, mereka tidak mengakui putusan itu. Pada sisi lain merekalah yang paling berteriak PATUHI HUKUM YANG BERLAKU !!! PUTUSAN HARUS KITA HORMATI !!!, INI NEGARA HUKUM !!!

Bahkan demo dan teriak mereka sampai melanggar batas ketentuan jam 18:00 Wib sampai malam hari, tapi polisi rupanya berpihak kepada KETIDAK ADILAN itu sendiri. Semua yang menyaksikan tertawa dan mencibir, kelakuan inikah yang selama ini mereka teriakkan dan tulis sebagai kelompok paling toleransi ? sebagai kelompok paling berkeadilan ?, sebagai kelompok paling berPnacasila ? sebagai kelompok paling Nasionalis Indonesia ?, sebagai kelompok paling tidak membawa agama dan ideologi didalam kehidupan ?

Saat ini tulisan dari para pola pikir cebong, semuanya dikaitkan dengan penistaan agama. Memangnya dari pihak kalian tidak ada yang menista agama lain ? Salah satunya dari beberapa kasus sudah inkrah putusan pengadilan yang seharusnya ditahan di Lapas Cipinang tapi secara tidak berkeadilan malah ditahan di Mako Brimob yang bukan sebagai tahanan, sampai saat ini. Inilah kebodohan yang yang diproklamirkan, kebodohan dan ketidak adilan yang selalu diumbar tanpa memperhatikan kesalahan kelompok dan diri sendiri. Merasa diri dan kelompok mereka paling sempurna paripurna. Nyatanya mereka yang merasa seperti itu adalah sebaliknya.

Mengenai keadilan, banyak tulisan kualitas cebonger di Kompasiana ini yang selalu mengumbar permusuhan dengan agama Islam, banyak kalimat pada setiap tulisan yang bersifat Intoleransi, akan tetapi dibiarkan dan diperkenankan oleh admin Kompasiana. Tapi jika ada yang mengcounternya atau membuat tulisan jawaban untuk membela, tulisan itu hanya sebentar tampil lalu di hapus dengan tuduhan berbagai alasan dari admin K. Inikah Keadilan ? Inikah Toleransi ? Inikah Pancasilais ?

Lalu semua kesalahan diri dan kelompok, mereka tuduhkan semuanya kepada laku ummat Islam yang mereka tuduhkan dengan Intoleransi, membahayakan NKRI karena menodai Pancasila dan musuh Pancasila, tidak Bhinneka Tunggal Ika, para antek ISIS (padahal ISIS semua kita tahu adalah buatan Barat zionisme untuk mendukung rekayasa citra Islamophobia).

Kita menyaksikan bahwa cara cara tuduhan dan bentuk terror kalimat kepada ummat Islam seperti itu, adalah cara dan gaya pihak yang berkepentingan dengan ISLAMOPHOBIA dan phobia terhadap Islam seperti ini mau mereka bangun dan lestarikan di Indonesia ini. Akan tetapi bisa menjadi tidak laku karena di Barat sana cara cara seperti ini tidak dipercaya oleh masyarakat.   

Biasanya ideologi yang tidak laku dan sudah banyak ditinggalkan oleh para pengikutnya, biasanya para pihak yang masih bertahan didalam ideologi tersebut, selalu membuat agitasi, propaganda sepertinya mereka didalam ideologi yang telah ditinggalkan banyak pengikutnya itu adalah yang PALING SUCI, PALING HEBAT didunia ini. Nyatanya SEBALIKNYA. (anak manusia bernama Kinan Lambong)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun