Selain magnet kulkas, banyak juga bentuk souvenir lain seperti mug, frame foto, lukisan, kaos, tas, miniatur landmark dan patung. Abang penjual souvenirnya mirip pembalap moto GP Valentino Rossi. Bahasa dan cara bicaranya juga mirip. Ya iyalaahh.. lha wong sekampung.
Aku bergeser ke tempat kedua, yaitu Galleria Vittorio Emanuelle yang merupakan mall tertua di dunia (katanya..).
Cafe, toko buku, dan butik-butik fashion berkelas ada disini, menempati lantai 1 dan 2 gedung tua nan antik itu. Katanya sih harganya masih lebih murah dibandingkan produk merk sejenis di Jakarta. Ya gak tau juga yaa.. aku gak gitu ngerti belanja sih. Hehe...
Alih-alih berbelanja, aku malah lebih tertarik menikmati arsitektur bangunan megah yang konon dibangun pada tahun 1877 itu.
Lobby yang luas dan bercorak Romawi, mata siapapun yang berkunjung kesini pasti gak akan melewatkan untuk melihat ke bagian langit-langitnya.Â
Dihiasi ornamen patung dan lukisan khas Eropa klasik, langit-langitnya yang begitu tinggi ditutupi oleh kaca-kaca lengkung, sehingga cahaya matahari bebas masuk menerangi area dalam gedung pada siang hari dan menambah keanggunan bangunan klasik ini. Whoaa.. menakjubkan...
Melihat ke arah bawah kita juga akan menemukan satu hal yang unik, yaitu ornamen lantai mozaik bergambar banteng yang berada tepat di tengah-tengah area lobby gedung.Â
Dibagian kemaluan banteng tersebut terdapat sebuah cerukan kecil, yang katanya siiih bagi siapapun yang menginjak dan memutar 360o tumit kakinya di cerukan kecil itu, suatu hari nanti akan bisa kembali lagi ke Milan. Percaya gak percaya..
Dan apakah aku melakukannya? Tentu saja...