Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Out of the Box dalam Membeli Smartphone

2 April 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:08 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13333579691350606900

[caption id="attachment_169423" align="aligncenter" width="650" caption="Butuh iPhone 4S atau sekadar ingin? Sumber: http://richtacular.com"][/caption] Memiliki smartphone baru merupakan keinginan banyak orang. Keinginan? Benar. Karena keinginan tidak identik dengan kebutuhan. Banyak konsumen membeli smartphone bukan karena didasari oleh kebutuhan, tetapi keinginan, terutama terkait dengan demonstration effect. Bila kita mendasari pembelian smartphone karena kebutuhan, saya kira tidak akan rumit. Hal ini karena kebutuhan lebih mudah diidentifikasi. Misalnya bila anda butuh smartphone yang bisa selalu connect ke internet untuk sekadar Facebook dan Twitter, sangat banyak smartphone dengan harga sangat murah. Bahkan ponsel lokal sekarang ini sudah dibekali kemampuan koneksi ke internet, meskipun hanya melalui web, bukan aplikasi. Berbeda jika anda membeli smartphone berdasarkan keinginan. Bila anda ingin punya iPhone 4S, bisa saja anda memaksakan diri untuk membelinya. Namun kemudian anda akan sadar bahwa sekian banyak fitur di iPhone 4S tersebut tidak anda butuhkan karena berbagai alasan, misalnya anda lebih banyak menggunakan PC yang terhubung ke internet. Anda bukanlah orang yang suka pamer tentang keberadaan anda di suatu tempat atau lainnya atau  Anda bukanlah pemakai smartphone dengan tingkat penggunaan sangat tinggi, dan lain sebagainya. Konsumen banyak juga yang memperbandingkan fitur-fitur smartphone lalu kemudian memutuskan membeli salah satu merek yang mereka inginkan sebelumnya. Percaya atau tidak dengan banyaknya faktor yang memengaruhi, kebanyakan fitur di smartphone tersebut belum tentu dapat dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, anda perlu berpikir out of the box sebelum memutuskan membeli smartphone tertentu. Maksud out of the box ini adalah apa yang ada di dalam box smartphone yang akan anda beli tersebut belum tentu cocok dengan kebutuhan anda. Sebagian besar, mungkin saja fitur-fitur smartphone tersebut akan menjadi mubazir di kemudian hari karena anda tidak menggunakannya atau terlalu gaptek untuk memahami cara kerjanya. Saya pernah membeli Nokia N73 yang waktu itu harganya lebih dari 3,5 juta. Saya hanya menggunakannya untuk SMS dan calling, selebihnya seperti kemampuan WAP (waktu itu) hampir tidak pernah saya pergunakan. Selain itu, kemajuan mobile internet belumlah seperti sekarang dan hampir tidak ada pilihan yang bagus selain Nokia di sekitar tahun 2008. Kemudian saya beralih menggunakan BlackBerry. Hal yang penting sewaktu membeli BlackBerry adalah ketersediaan uang untuk berlangganan. Saya mencoba membeli BlackBerry dengan anggapan saya butuh fitur chat BBM dan push email-nya yang bagus dan lagi BlackBery sedang digandrungi banyak orang. Ternyata saya bukan tipe orang yang terlalu suka ber-BBM dan tidak butuh push email karena intensitas email kantor atau pribadi yang rendah. Selain itu biaya langganan per bulan yang cukup tinggi menguras pendapatan. Pengalaman-pengalaman tersebut mengajarkan kepada saya, bahwa yang bagus bagi banyak orang, belum tentu sama bagusnya bagi orang lain. Tentunya berbagai faktor memengaruhi. Bagi saya pribadi, pilihan pertama saya untuk menjelajah di internet adalah komputer PC. Saya juga jarang sekali bepergian, agak ketat soal privasi dan memang tidak suka membagi hal-hal kecil sehingga kelihatan besar bagi banyak orang melalui berbagai aplikasi di smartphone. Saya juga tidak suka meenggunakan internet dengan laya smartphone yang kecil sehingga mata cepat lelah. Ini yang saya maksud dengan out of the box. Anda tidak perlu mengikuti banyak orang yang ramai-ramai membeli smartphone tertentu yang baru diluncurkan. Anda tidak perlu antri untuk bisa menjadi orang pertama yang memakai smartphone tertentu jikalau nantinya banyak fitur di smartphone terbaru tersebut tidak bisa anda pergunakan. Anda harus lebih dahulu tahu benar apa yang anda butuhkan sehingga smartphone yang nantinya anda beli, benar-benar berfungsi maksimal. Namun untuk sampai pada tahap ini bukanlah hal yang mudah. Kita bisa melihat begitu gencarnya iklan yang bisa memengaruhi keputusan pembelian. Selain itu, tekanan kelompok atau peer pressure bisa saja membuat anda melakukan kesalahan dengan membeli smartphone yang sesuai dengan anggota kelompok yang anda ikuti, namun tidak sesuai dengan kebutuhan. Sekali lagi, berpikir out of the box perlu untuk dicoba. Jangan pikirkan smartphone yang ada di dalam box yang nantinya akan anda miliki. Coba pikirkan, apakah anda butuh semua yang ada di dalam smartphone tersebut. Sebelum mengatakan "Ya" dan membayar untuk smartphone tersebut, bayangkan juga bahwa smartphone yang akan anda beli tersebut membutuhkan banyak hal seperti aplikasi untuk mempercantik dirinya dan hal ini merupakan biaya tambahan yang harus anda tanggung. Dan ingat: "Barang yang Sudah Dibeli Tidak Dapat Dikembalikan/Ditukarkan".

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun