Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pabrik Baru BlackBerry di Malaysia, bukan di Indonesia

9 September 2011   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_128910" align="aligncenter" width="652" caption="Research in Motion, RIM. Sumber foto: bgr.com"][/caption] Pabrik Baru BlackBerry di Malaysia, bukan di Indonesia Oleh: Kimi Raikko Agaknya, proses yang panjang ditambah dengan infrastruktur Malaysia yang lebih unggul adalah alasan utama bagi RIM, seperti Google sebelumnya, lebih memilih Malaysia dibandingkan Indonesia.

oooooo

Research In Motion, RIM, produsen smartphone laris di Indonesia, BlackBerry, memutuskan untuk mendirikan pabrik BlackBerry mereka untuk kawasan Asia Timur di Malaysia. Padahal jelas diketahui, BlackBerry di Malaysia tidak selaku di Indonesia. Artinya Indonesia merupakan pasar gemuk RIM dengan perkiraan handset yang terjual tahun depan sekitar 4 juta unit, sedangkan di Malaysia hanya sekitar 400 ribu unit saja. Dilaporkan oleh thenextweb.com, keputusan Research In Motion untuk membangun pabrik BlackBerry di Malaysia telah menimbulkan tanda tanya di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini khususnya mengejutkan banyak orang Indonesia karena Indonesia adalah pasar yang sangat penting bagi RIM. Indonesia sebelumnya diperkirakan akan menjadi lokasi pabrik baru RIM mengingat posisinya sebagai raja di kawasan Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta dan kesempatan RIM untuk memperkuat brand serta posisi pasarnya di Indonesia. Keputusan RIM memilih Malaysia ini mengecewakan banyak pihak. Menurut sg.news.yahoo.com, keputusan RIM memilih Malaysia merupakan hal yang menyakitkan bagi investasi di Indonesia. Gita Wirjawan, Kepala BKPM yakin bahwa Indonesia adalah lokasi yang paling cocok bagi pabrik baru RIM tersebut karena merupakan salah satu pasar besar smartphone BlackBerry. Tentunya terdapat alasan mengapa RIM malah tidak memilih pasar gemuknya sendiri untuk mendirikan pabrik, melainkan pasar yang sangat kecil dibandingkan Indonesia. Dalam hal ini, RIM tidaklah sendiri. Beberapa waktu yang lalu, Google lebih memilih Malaysia (kembali Malaysia) dibandingkan Indonesia sebagai kantor keduanya di Asia Tenggara setelah Singapura. Google mendirikan kantor perwakilannya di Malaysia pada bulan Januari yang lalu. Julian Persaud, wakil Google untuk kawasan Asia Tenggara mengatakan bahwa dipilihnya Malaysia (daripada Indonesia) salah satunya karena superioritas infrastruktur. Artinya infrasrtuktur Malaysia lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia. Selain itu, Malaysia mengalami perkembangan online yang cepat di dua bidang, yaitu akses internet broadband dan e-commerce. thenextweb.com menambahkan, mendirikan kantor di Indonesia bukanlah perkara yang mudah. Perusahaan asing harus melalui proses signifikan yang relatif lebih panjang dibandingkan di Malaysia. Agaknya, proses yang panjang ditambah dengan infrastruktur Malaysia yang lebih unggul adalah alasan utama bagi RIM, seperti Google sebelumnya, lebih memilih Malaysia dibandingkan Indonesia. Tentu saja keputusan RIM lebih memilih Malaysia ini memunculkan akibat tersendiri. Secara logika, tentunya akan sangat baik bagi RIM untuk memilih Indonesia agar brand-nya semakin kuat di Indonesia, demikian juga penguasaan pasarnya. Dengan memilih Indonesia, tentunya akan banyak sekali biaya yang bisa dikurangi seperti pajak dan bea masuk sehingga bisa menekan harga handset BlackBerry. Harga BlackBerry yang murah tentu saja akan membuat BlackBerry banyak dibeli konsumen sehingga RIM akan memperoleh pendapatan yang semakin besar. Dengan tidak memilih Indonesia, RIM telah melewatkan kesempatan untuk semakin menancapkan pengaruhnya di Indonesia. Dengan semakin kuatnya kehadiran Android, RIM tentu tidak bisa berharap untuk terus berkuasa di Indonesia, apalagi harga smartphone Android juga sangat bersaing.  RIM tampaknya juga tidak memperhitungkan bahwa lebih baik mempertahankan pengguna loyal di Indonesia dengan mendirikan pabrik di Indonesia daripada menggarap pasar kecil Malaysia yang baru tumbuh. Apalagi saat ini RIM sebenarnya sedang dalam masa-masa yang tidak baik setelah pasarnya terus digerogoti oleh iPhone dan Android. Satu lagi, tampaknya RIM tidak memperhitungkan adanya sentimen antara dua negara serumpun ini. Bukan rahasia lagi, negara serumpun ini sering terganggu hubungannya. Dengan memilih Malaysia tampaknya sentimen Indonesia versus Malaysia bisa saja kembali terjadi. Ujung-ujungnya mungkin BlackBerry yang diproduksi di Malaysia bisa-bisa diboikot di Indonesia sehingga malah merugikan RIM. blackberrycool.com menambahkan keputusan RIM memilih Malaysia mungkin cukup logis. Namun, jika RIM memilih untuk membuat pabrik di Indonesia, tentu akan menjamin pasar Indonesia yang sangat besar di masa mendatang dan orang Indonesia akan melihat produk RIM sebagai smartphone lokal. Investasi di Indonesia ini akan membantu kondisi RIM yang mengalami penjualan sangat sedikit di daerah-daerah lain. Penduduk Indonesia yang umumnya masih muda  akan terus membeli BlackBerry dalam  periode yang panjang sehingga menjamin pendapatan RIM dalam jangka panjang. Jika RIM memilih Indonesia, hal ini akan menghalangi vendor  smartphone lainnya membuka pabrik di Indonesia sehingga mereka tidak bisa menggeser  pasar RIM dan RIM tidak perlu khawatir  kehilangan basis pelanggan besar. Sumber: TheNextWeb,blackberrycool.com, sg.news.yahoo.com Twitter: inside_erick

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun