Mohon tunggu...
Kilauea Bintang
Kilauea Bintang Mohon Tunggu... Desainer - mahasiswa

sebuah kumpulan artikel yang ditulis oleh mahasiswi biasa yang sedang mencari nilai untuk mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berhenti Mematahkan Kepercayaan Diri Perempuan

5 Februari 2020   22:51 Diperbarui: 5 Februari 2020   23:06 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir ini banyak hal yang tidak menyenangkan yang ditanggung oleh para perempuan terutama perempuan yang memiliki fisik yang bisa dibilang kurang sempurna. Body shaming banyak terjadi di kalangan perempuan sangat marak di media sosial, di mana semua khalayak yang berada di media sosial dapat dengan mudah memberi komentar dan kritikan atas apa yang mereka lihat namun tidak mereka rasakan. 

Body shaming bisa dapat dikatakan adalah tindakan mempermalukan atau mempermasalahkan penampilan fisik seseorang, ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari baik secara langsung (dunia nyata) ataupun secara tidak langsung (dunia maya).

Seperti contoh body shaming yang terjadi pada wanita yang memiliki postur tubuh yang kurang proposional, kelebihan berat badan ataupun kekurangan berat badan yang mebuat wanita itu menjadi tidak percaya diri, yang lebih memprihatinkan lagi pelaku yang melakukan body shaming adalah sesama wanita atau pun juga laki-laki. Pelaku dapat dengan mudahnya mematahkan semangat hidup, dan mematikan kepercayaan diri korban dengan makian-makian dan kritikan yang mereka berikan.

Sesungguhnya sudah ada hukum yang ditetapkan apabila terjadi perlakuan body shaming, namun di dalam aturannya kejadian yang dapat dibawa ke dalam ranah hukum apabila mengandung unsur penghinaan dan juga menjatuhkan harkat dan martabat. 

Namun dalam kenyataannya yang dapat ditemukan sehari-hari banyak dari kita kaum wanita mendapatkan kejadian tidak menyenangkan yaitu body shaming yang menurut pelaku hanya gurauan atau tidak serius, hanya sekerdar bercanda. 

Wanita mudah terpengaruh oleh tindakan body shaming yang menyebabkan menurunnya kepercayaan diri, membuat wanita tidak bisa mengekspresikan, mengutarakan dan melakukan kemampuan yang dia miliki dan ingin dia lakukan karna sebagian orang sudah memandang rendah wanita tersebut dengan melihat kekurangan yang dimilikinya.

Body shaming lebih cenderung terjadi pada perempuan karena gender dominan, perempuan dengan tubuh atau fisik yang dimilikinya dikuasai oleh pemikiran patriarki yaitu di mana sistem sosial menempatkan seorang laki-laki memegang kekuasaan utama, membuat laki-laki dapat menentukan standar ideal dalam pandangan mereka pada fisik perempuan. 

Dan yang memprihatinkan standar perempuan yang diinginkan oleh laki-laki diperkuat oleh perempuan itu sendiri. Tubuh perempuan dalam kajian feminisme dipandang sebagai objek yang perlu diperjuangkan, dan diselamatkan oleh pemikiran laki-laki yang memegang kuasa utama, diselamatkan dari laki-laki yang berfikir bahwa tubuh perempuan hanya untuk pemuas hasrat semata oleh para kaum laki-laki, dipelihara dan dijaga baik-baik oleh perempuan hanya untuk kemudian digunakan oleh laki-laki sebagi objek pemuas hasrat.

Pemikiran patriarki yang dimiliki laki-laki harus kita patahkan dengan kepercayaan diri yang kuat, kita sebagai perempuan harus membuat kualitas diri yang lebih baik, dengan gerakan kesetaraan gender yang bisa dapat kita lakukan untuk kembali menumbuhkan kepercayaan diri perempuan. 

Membuka pemikiran yang dimiliki laki-laki, bahwa perempuan bukan hanya harus cantik secara fisik, melainkan juga harus memiliki pemikiran yang luas akan dunia.

Selain itu juga dapat membuka pemikiran laki-laki bahwa perempuan ada bukan untuk dipilih oleh laki-laki sebagai pemuas hasrat, tapi semua perempuan layak dihargai oleh semua laki-laki, perempuan berhak mendapatkan perlakuan yang sebanding tanpa adanya diskriminasi baik dalam fisik tubuh maupun yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun