Mohon tunggu...
Kiky Rifky
Kiky Rifky Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis untuk hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alunan Biola Kematian

19 September 2022   21:55 Diperbarui: 19 September 2022   22:07 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Profil pacarmu hebat dan cukup berani, meski belum resmi menjadi keluargamu, ia telah memasang foto keluarga besarmu menjadi foto sampulnya. Adikmu sepenuhnya mendukung, bahkan keluarga besarmu pun mendukung. Aku punya siapa? Aku hanya punya Allah. Aku tak hebat seperti pacarmu dan tak sekaya pacarmu. Pantas jika aku harus terbuang meski pernah bersama-sama denganmu berjuang. Hanya Allah yang melihat perjuanganku, bukan keluargamu. Berjuang lalu terbuang, aku kurang goblok pye?

Jika kau menyerahkan hasil perjuangan kita pada pacarmu, aku tak merasa sia-sia, bahkan jika aku tak dianggap ada pun aku siap. Setidaknya aku belajar bagaimana Allah membolak-balikkan hati hamba-Nya dengan begitu mudah. Lalu, lupakan saja perjuangan kita! Anggaplah kau berjuang seorang diri untuk mendekat kepada Allah, lalu pacarmu adalah bonus dari-Nya. Perihal pacarmu potong rambut qoza' yang haram menurut Imam Syafi'i itu pasti dimaafkan oleh Allah, toh kalau menikah nanti, pacarmu pasti ganti gaya rambut yang sopan. Allah maha pemaaf.


Kau masih ingat senja menjanda? Selepas kepergianmu pun aku nekat makan sambal dengan porsi lebih banyak, hasilnya berak darah parah. Sudah tau pantangan, tetap kumakan. Tak perlu risau karena aku memang tak pantas dirisaukan. Aku melakukannya atas kebodohanku. Aku kurang goblok pye?


Selepas bulan Ramadhan kemarin, aku mulai memelihara jenggot setelah aku melihat rumahmu agar aku bisa bersaing dengan pacarmu. Aku lupa bagaimana menjadi diriku sendiri, parahnya ... aku lupa namaku sejak aku menyayangimu. Yang kutahu hanya namamu, namamu, dan namamu. Tapi aku sadar, kok, jenggot takkan membuatmu ingat akan perjuangan kita dalam mengamalkan sunnah Nabi. Aku kurang goblok pye?


Aku pun terlalu bodoh dalam memperjuangkanmu. Aku terlalu kekanak-kanakan hingga aku minta bantuan ibu untuk berdoa, aku tak mampu berdoa seorang diri. Kalaupun mampu, aku tetap mendoakanmu dalam diam, hanya menyayangimu dalam diam, dan diam-diam kau bahagia bersama pacarmu. Aku kurang goblok pye?


Sejujurnya aku sakit hati tiap buka profil pacarmu, ia terlalu pandai menjatuhkan hati keluargamu, Laila! Sedangkan aku hanya pandai berdiam, datang sebagai pengemis dan pulang sebagai pecundang. Tapi sepandai apapun aku menyembunyikan duka, aku akan terus belajar untuk pura-pura bahagia di atas kebahagiaanmu bersama pacarmu.

Nanti, akan kusampaikan pada ibu agar beliau berhenti menyebut namamu dan nama ayahmu dalam tahajjud beliau. Akan kukatakan juga bahwa doa beliau belum diterima Allah karena dosa anaknya yang lebih besar dari langit dan bumi, sehingga ibuku tak perlu menuntut kepada Allah, mengapa doa seorang ibu untuk anaknya tak terkabul sebagaimana janji Allah.


Aku berhenti berharap dan menunggu datang gelap sampai nanti suatu saat tak ada cinta kudapat. Kenapa ada derita? bila bahagia tercipta. Kenapa ada sang hitam? bila putih menyenangkan? Aku pulang tanpa dendam, kuterima kekalahanku. Aku pulang tanpa dendam, 'ku salut 'kan kemenanganmu. Kau ajarkan aku bahagia, kau ajarkan aku derita, kau berikan aku bahagia, kau berikan aku derita, kau tunjukkan aku bahagia, kau tunjukkan aku derita (Sheila On 7).


Terakhir, akan kuucapkan selamat atas kebahagiaanmu. Akan ada hujan setelah kau ciptakan mendung di wajahku. Menjadi tangis bahagia atau ratapan kehilangan. Biarlah gelasku tertawa tiap ia tertuang kisah kepergianmu, aku tetap mencintai gelap dan masih menjadikanmu sebagai pelita hatiku; selama aku mampu.


Tepian duka,  17 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun