Mohon tunggu...
Kiko Kawari
Kiko Kawari Mohon Tunggu... Lainnya - Kikokawari

Bla bla bla

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alih Lahan NYIA Berdampak pada Belum Rampungnya Gedung SDN 3 Glagah

21 Desember 2018   00:18 Diperbarui: 21 Desember 2018   21:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: metrotvnews

Yogyakarta istimewa pengg...

Jargon penuh muatan perjuangan dikobarkan oleh salah satu seniman asal Yogyakarta, Anti-Tank. Anti-Tank menetap di Selatan Yogyakarta dan aktif dalam berbagai perjuangan menuntut hak rakyat yang terampas oleh penguasa atau petinggi.

Kalimat itu sudah banter terdengar sejak Januari awal tahun ini. Saya pada walnya tidak sepenuhnya sadar akan masalah yang sedang menimpa saudara kita di Temon yang tempat tinggalnya menjadi bagian proyek besar Yogyakarta, yakni New Yogyakarta Air Port (NYIA).

Saya tidak dapat berbicara banyak mengenai isu ini, tetapi melalui kaca mata saya, saya mencoba melihat apa yang sedang terjadi di tengah gemuruh pembangunan yang ditargetkan rampung lebih cepat oleh para kontraktor terkait.

Salah satu yang menjadi imbas penggusuran lahan ini ialah anak-anak sekolah dasar SDN 3 Glagah yang gedungnya belum juga jadi dibangun oleh penanggung jawab proyek NYIA.

Seperti dilansir dari Tribun bahwa siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Glagah sepertinya harus lebih lama menumpang belajar di rumah warga.

Pasalnya, gedung baru sekolah tersebut hingga kini belum juga tuntas dibangun.

SDN 3 Glagah merupakan sekolah yang turut tergusur oleh pembangunan bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kabupaten Kulon Progo.

Bangunan lamanya di Pedukuhan Kepek dibongkar untuk proyek nasional tersebut dan segenap aktivitas belajar di sekolah itu dipindahkan ke bangunan sementara yang meminjam rumah warga di Pedukuhan Kretek.

Adapun gedung penggantinya masih dalam masa pembangunan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo di lahan seluas 2.200 meter persegi di tengah-tengah kompleks pemukiman relokasi warga terdampak NYIA di Pedukuhan Bebekan.

Tahap pertama pembangunan gedung baru dengan dana senilai sekitar Rp2,8 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 saat ini sudah dirampungkan dan wujud fisik gedung tiga lantai itu sudah tampak meski fasilitasnya terbilang masih sangat minim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun