Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Stasiun Cicalengka

1 Agustus 2021   07:19 Diperbarui: 1 Agustus 2021   07:32 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Kedua perkebunan ini menghilang di tahun 1980-an. Tanaman terakhir yang diusahakan adalah cengkih. Sisa-sisa tanaman cengkih di areal Sindangwangi sekarang masih bisa kita lihat dari dua sisi jalan raya Cicalengka-Nagreg, Kabupaten Bandung. 

Semua perkebunan di Cicalengka, Nagreg, Cijapati...berakhir pada tahun 1980-an. Sehingga banyak lahan kritis yang luas di kawasan itu, dan alih fungsi lahan yang semakin mengancam kelestarian lingkungan dan menyebabkan banjir.

Di masa Perang Dunia II dari Stasiun Cicalengka pernah dibangun rel tujuan Majalaya oleh pasukan Jepang, dengan mempekerjakan tawanan perang Belanda asal Bandung dan Cimahi. Namun pembangunan jalur kereta api dihentikan sebab pasukan Jepang kalah oleh pasukan sekutu.

Pembangunan jalur kereta api Cicalengja-Majalaya di antaranya dituturkan mantan tawanan perang dari Belanda yang saat itu menjadi pekerja paksa jalur itu, H. A. M. Liesker, yang ditulis Crince le Roy dalam buku Jomgens in de Mannenkampen. Catatan itu banyak  dijadikan acuan oleh Belanda atas sejarah pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Cicalengka ke Stasiun Majalaya.

Pembangunan jalur kereta api Cicalengka-Majalaya dikerjakan oleh 2.500-an tawanan orang Belanda dari tanggal 31 Juli 1945 dan dihentikan pada tanggal 19 Agustus 1945. 1.000 orang dikerahkan dari  kamp Cikudapateuh dan kamp Baros Cimahi, ditambah 300 tawanan orang Eropa di Majalaya.

Para romusha (pekerja paksa) pada pembangunan rel Cicalengka-Majalata itu masing-masing ditempatkan di  kamp utara (dari arah Cicalengka) yang menurut peta dari H. A. M. Liesker berada di tengah sawah. Dan kamp selatan (dari Majalaya) di sekitar arah dari srasiun kereta api Majalaya.

Pembangunan jalur kereta api Cicalengka-Majalaya dibuat dengan mencabuti rel dari rute Majalaya-Dayeuhkolot. Sekarang yang tersisa dari Dayeuhkolot ke Banjaran-Ciwidey atau Bandung, masih relatif utuh.

Jejak-jejak bekas luntasan  jalurbkereta api Cicalengka-Majalaya itu sudah hilang, kalaupun ada sulit dikenali.  Banyak warga dan petugas Stasiun Cicalengka meragukan kalau di masa Perang Dunia II pernah dibangun rel Cicalengka-Majalaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun