Selama ini ada asumsi para pengguna tenaga kerja sering mengeluhkan lulusan perguruan tinggi yang berkualitas setengah hati, kurang tangguh, tidak jujur, cepat bosan, tidak bisa bekerja team work, minim kemampuan berkomunikasi lisan, dan tidak bisa menulis laporan dengan baik. Padahal indeks prestasi lulusannyaÂ
> 2,75. Kurang tekun meniti karier sehingga rata-rata progress careernya kurang baik. Dari 75% hanya 3,9% Â yang mencapai posisi manajer ke atas. Meskipun berkarakteristik positif, tingkat intelegensia tinggi, tetapi kurang bekerja keras dan kurang berdedikasi.
Dalam dunia kerja komentar tentang kualitas para sarjana seperti "pintar sih tapi ko nggak bisa bekerja sama dengan orang lain", atau "jago bikin perancangan tapi ko nggak bisa meyakinkan ide hebat itu ke orang lain", atau " baru tanda tangan kontrak 1 tahun tapi ko sudah mundur, nggak tahan banting nih". Hal ini harus menjadi bahan evaluasi di perguruan tinggi.
Ada kecenderungan apa yang diberikan di bangku kuliah tidak sepenuhnya serasi dengan kebutuhan di lapangan kerja.Sebagian besar menu yang disajikan berupa hard skil (ketrampilan keras). Padahal bukti-bukti menunjukkan penentu kesuksesan kebanyakan soft skill (ketrampilan lunak).
Di bawah ini kita simak kemampuan non teknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) tetapi sangat diperlukan (soft skill). Kualitas-kualitas pentingvseorang juara (skala 1-5) :
"1). Kemampuan Komunikasi 4,69.
2). Kejujuran/Integritas 4,59.
3). Kemampuan Bekerja sama 4,54.
4). Kemampuan Interpersonql 4,5.
5). Beretika 4,46.
6). Motivasi/Inisiatif 4,42.