Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Agung Banten

30 April 2021   20:54 Diperbarui: 30 April 2021   21:24 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi.

Pada tahun 2006 saat saya bertugas di kota Serang, saya sempat singgah di Masjid Agung Banten, di Banten, Kasemen, dan ikut salat Ashar berjamaah. Saya juga sempat bertemu dengan Imam Masjid. Pada kesempatan itu saya bertanya-tanya tentang sejarah Masjid Agung Banten. Beliaupun berkenan memaparkan sejarahnya.

Satu-satunya peninggalan yang masih berdiri kokoh, dan seakan-akan tidak mengalami perubahan atau kehancuran adalah Masjid Agung Banten di sebelah Istana Surosowan yang sudah hancur.

Masjid Agung Banten menampilkan pengaruh Hindu, dengan arsitektur indah, tempat ibadah umat Islam ini mempunyai ciri khas sendiri.

Ada beberapa pendapat mengenai masa dibangunnya masjid dan menara.

Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 966 Hijriah (1652 Masehi) oleh Sultan ketiga Banten, Maulana Yusuf.

Menurut cerita 300 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1302 Hijriah (1885 Masehi), masjid ini diperbaiki seluruhnya. Tidak dijelaskan apakah waktu itu arsitektur masjidnya dirubah total? Namun menurut para orang tua di Banten bentuk asli masjid masih tetap meskipun diperbaiki total, dalam pemeliharaannya masjid mengalami perbaikan di sana-sini tanpa merusak bangunan asli.

Ketika pertama kali didirikan  masjid ini tidak memiliki menara. Menurut A. Ismail Muhammad di dalam bukunya yang berjudul "Banten", menuturkan bahwa menara masjid Agung Banten baru dibangun pada tahun 1620, saat Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir memerintah di kerajaan Banten Lama.

Konon menara ini dibangun oleh seorang Cina dari Mongol beragama Islam. Namanya Cek Ban Cut, atas jasanya kemudian dia mendapat hadiah gelar Pangeran Wiradiguna dari Sultan.

Tetapi dari buku Sejarah Jawa Barat, Pandangan Filsafat Sejarah yang disusun oleh Atja, yang menggambarkan dengan samar-samar keadaan Jawa Barat, diungkapkan bahwa menara Masjid Agung Banten didirikan oleh seorang keturunan Belanda bernama Lucas Cardeel, awak kapal Belanda yang melarikan diri dan mengabdi kepada Sultan Banten. Lucas kemudian masuk Islam.

Pengetahuan Lucas tentang arsitektur menari masjid terbatas, sehingga di dalam usahanya membantu membangun menara Masjid Agung Banten, dia membuatnya dengan model mercu suar  Belanda yang dikuasainya.

Foto Dokumentasi Pribadi.
Foto Dokumentasi Pribadi.
Kalau diteliti, ada kejanggalan cukup mencolok antara bangunan masjid yang dipengaruhi gaya Hindu dan keraton Jawa dengan menara yang sangat bergaya Belanda. Atas jasanya itu Sultan Banten menganugrahkan gelar Pangeran Wiraguna kepada Lucas Cardeel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun