Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Menjadi Karyawan Inovatif dan Kreatif

22 Februari 2021   11:30 Diperbarui: 22 Februari 2021   11:43 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sobat milenial, kalau kamu sudah bertahun-tahun bekerja dan sudah sangat memahami kondisi kantor, sebaiknya apapun perintah boss dikerjakan sepenuh hati. Sebab penilaian sepenuhnya berada di tangan boss, sekali saja melalaikan perintahnya negatiflah point kamu di matanya.

Bagaimana bila boss selalu memberi tugas-tugas yang seharusnya tidak kamu lakukan? Misalnya kamu diminta mengerjakan hal untuk kepentingan pribadi boss yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan. Apakah kamu harus selalu menurutinya? Dan kalaupun ingin menolak, bagaimana caranya? Apakah bijak berbicara dengan boss mengenai hal ini?

Dilema menghadapi masalah ini. Kita sebagai bawahan  harus mensupport atasan untuk menunjang pekerjaannya dengan kompetensi kita. Tetapi di sisi lain ada permintaan atasan yang tidak mungkin terus-menerus kamu support.

Umumnya perusahaan mempunyai  peraturan yang menyebutkan bahwa tidak boleh menggunakan asset perusahaan untuk kepentingan pribadi. Karyawan juga asset perusahaan, tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Tetapi jangan langsung mengatakan hal ini kepada boss. Kamu harus lebih diplomatis agar tidak mendapat point minus. 

Kamu harus mengungkapkan keberatan itu, namun untuk menghindari masalah kamu harus lebih cerdas dalam menyampaikannya. Pilihlah waktu dan tempat dengan hati-hati untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan. Lebih baik membuat janji dulu, sehingga boss merasa bahwa yang ingin kamu diskusikan adalah hal penting.

Kumpulkan fakta sebanyak-banyaknya untuk menjelaskan masalah sesungguhnya. Ungkapkan keberatanmu dan sampaikan keinginanmu dari atasan. Sampaikan juga bahwa ini bukan hanya berguna bagimu, tetapi juga untuk keefektifan kerja tim secara keseluruhan. Tunjukkan manfaat bagi tim bila boss merubah perilakunya, dan ungkapkan bahwa kamu akan mendukungnya, bukan menjatuhkannya.

Lalu buatlah kesimpulan atas apa yang sudah didiskusikan dengan boss ini dan pastikan komitmen bersamamu. Tunjukkanlah loyalitas dan minatmu untuk kinerja yang lebih baik lagi. Berikan kesempatan kepada boss untuk memberikan ide-ide lain,  dan tutuplah diskusi dengan nada bersahabat.

Atasan yang berkomitmen tinggi pada perusahaan akan dapat menerima usulanmu. Tetapi bila sikapnya lebih destruktif kepadamu, kamu bisa meminta bantuan pihak yang lebih netral (seperti HRD) atau atasan yang lebih tinggi dari kamu dan boss. Risiko kehilangan pekerjaan lebih tinggi, tetapi sikap seperti ini diperlukan kalau sikap atasan menghambat produktivitas dan perkembangan karirmu.

Dalam hal lain, serajin-rajinnya karyawan pasti pernah merasakan bosan dan merasa kurang kreatif dalam bekerja. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena akan mengganggu kinerja, lalu berujung pada penilaian performance kerja yang buruk.

Inilah beberapa tips untuk menjadi karyawan inovatif dan kreatif :

- Pelajari dengan lengkap bagaimana pekerjaan yang sedang dijalani. Cari tahu lebih banyak lagi dengan membaca buku tentang pekerjaanmu, bertanya-tanya kepada senior atau rekan-rekan seprofesimu yang sudah berpengalaman.

- Dengan lebih banyak memahami pekerjaan, kamu akan tahu apa kekurangan dan kelemahanmu dalam bekerja, sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk bekerja lebih efektif.

- Menambah pengetahuan dari buku, teman, atau orang lain, akan membuat kita memiliki banyak ide baru dan pencerahan bagaimana bekerja dengan lebih smart tidak hanya bekerja keras.

- Biasakan membuat perencanaan dengan membuat skala prioritas. Buatlah batasan waktu sendiri dan patuhilah.

-  Cobalah untuk selalu fleksibel, meskipun segala sesuatu telah direncanakan dengan rapi dan terorganisasi, dan sudah ada standar prosedur kerja baku. Tetapi juga jangan terlalu kaku. Rencana yang kamu buat merupakan koridor atau pembatas agar kamu tetap pada jalurmu. Tetapi ketika ada suatu hal yang di luar kontrolmu, kamu tidak mungkin selalu strict, dibutuhkan kelenturan dan fleksibilitas untuk tetap betadaptasi dengan perubahan.

- Jangan mudah puas menjadi karyawan standar saja. Berusahalah untuk tampil beda, mulai dari keahlian, presentasi, dan aspek-aspek lain yang dinilai penting oleh perusahaan. Oleh sebab itu tetap membuka diri terhadap perubahan dan membangun networking seluas-luasnya.

- Bila kamu terlibat dalam suatu tim kerja dan sedang menangani proyek tertentu, jangan hanya menjadi anggota tim saja. Usahakan untuk berperan cukup signifikan. Berinisiatif mengajukan diri mengambil peran tertentu akan membuatmu lebih inovatif.

- Jangan cepat puas dengan prestasi yang sudah kamu raih, apa lagi sebenarnya kamu hanya mencapai target kerja yang sudah ditentukan perusahaan. Pelajari dengan baik target-target kerja yang harus kamu kejar, dan usahakan kamu berprestasi jauh lebih tinggi dari target itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun