Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bangkitkan Energi Kreatif

24 Januari 2021   22:18 Diperbarui: 24 Januari 2021   22:35 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Souvenir Short Range Radius Boomerang. Dokumentasi Pribadi.

Bisnis harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan kreatifitas, bisa ditumbuhkan sedini mungkin, sejak kamu mulai berinteraksi dengan orang dewasa.  Orang tua bertanggung jawab dalam proses ini. Kamu harus memotivasi diri untuk bekerja keras, dan mintalah kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan.

 Guru-guru di sekolah juga berpengaruh terhadap pembentukan pribadi murid-murid. Mereka bisa berperan membuatmu menjadi entrepreneur. Dengan hormat dan santun cobalah  berdiskusi dan meminta kepada mereka agar kamu dan murid-murid yang lain diberi kesempatan berpikir alternatif, misalnya guru jangan memberi soal 5 5 = berapa? Tetapi berapa berapa = 25. Jawabannya bisa banyak. Dengan kreatifitas orang tua dan guru, kamu dan teman-temanmu dilatih memiliki beberapa alternatif jawaban dan solusi. Sehingga akan melatih kamu dan teman-temanmu mengambil keputusan yang tepat dari berbagai pilihan yang ada.

Jiwa pebisnis, memerlukan motivasi bagus, intelegensi yang cukup baik, kreatif, inovatif, dan selalu mencari hal baru untuk bisa dikembangkan. Pengembangan kreatifitas akan membuatmu mampu menciptakan hal-hal baru. Kreatifitas inilah modal dasar untuk menjadi enterpreneur. Modal penting lainnya adalah sikap bertanggung jawab terhadap semua hal yang dilakukan.  Dalam berbisnis harus hati-hati  agar tidak melanggar rambu-rambu yang telah ditetapkan pemerintah. Waspadai perkembangan dirimu. Kamu dan teman-temanmu yang dirangsang lebih dini ke dalam bisnis akan lebih cepat matang di pergaulan bahkan mungkin di finansial juga.

Kamu membutuhkan  komunikasi dan kontrol orang tua.Luruskan pandangan-pandangan dari yang didengar dan pendapat-pendapat  yang keliru. Jangan khawatir  menjadi salah bila komunikasi dengan orang tua baik.

Richard Florida menulis di dalam bukunya The Rise of The Creative Class (2002), "Every human being is creative." Tetapi untuk mengembangkannya jadi hebat lagi, orang kreatif butuh ruang cukup untuk mengekspresikan dirinya.

Lingkungan sulit merangsang orang mengeluarkan energi kreatifnya pada saat terucap kalimat "kamu tidak bisa" atau "itu bukan ide bagus", membuat ciut hati orang untuk mencapai goal dan achievementnya.

Iklim kreatif kondusif juga harus tercipta di kampus sebagai pusat kreatifitas. Selain investasi pada sains dan teknologi, juga investasi sangat penting pada manusia (talent) dan pendukung industri kreatif, yaitu teknologi, talent, toleransi.

Manusia merupakan sumber daya terakhir, di saat Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan tanah hujan. Membangun kreatifitas, kesadaran manusia, dan kemampuan bersaing dalam ekonomi kreatif itu tanggung jawab kampus.

Kampus harus peduli terhadap kebijakan-kebijakan lokal dan kemampuan setempat untuk bersaing dalam pasar global. Kampus harus bisa mengubah kekayaan warisan budaya dan budaya lokal menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan ekonomi kreatif.Kampus harus memacu membangun bisnis yang beperan untuk memberdayakan masyarakat. Tidak hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi juga  bermanfaat untuk masyarakat luas. Media sosial sebagai media interaktif yang mendukung menyampaikan informasi ke masyarakat.

Penemuan dan pengembangan pengetahuan adalah modal untuk menciptakan gagasan, inovasi, dan keunggulan bersaing. Dalam membangun industri kreatif harus didukung kepemimpinan kreatif, komunitas kreatif, dan kewirausahaan kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun