Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sumber-sumber Keracunan Gas CO dan Upaya Pencegahannya

14 Agustus 2019   14:28 Diperbarui: 14 Agustus 2019   14:34 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salah satu penyebab meninggalnya ribuan orang setiap tahun, tua-muda, anak-anak, yaitu karena keracunan gas CO. Para korban tidak tahu apa yang menimpa mereka. Mereka dibuat tak sadarkan diri saat sedang menonton televisi, berolah raga, membaca buku di perpustakaan, jalan-jalan santai, hingga tertidur di dalam mobil mewah, lalu tak pernah bangun lagi.

Adapun beberapa sumber keracunan gas CO,  antara lain :

- Proses pembakaran tidak sempurna dari gas alam atau material berbahan karbon seperti propana, minyak tanah, bensin, batubara, kayu, dan arang. Bisa juga berasal dari pemanas tidak berventilasi.

- Asap knalpot kendaraan, asap tembakau, kerusakan cerobong asap atau perapian. Rusaknya perangkat pembakaran bahan bakar seperti pemanas ruang, mesin  berbahan bakar bensin atau solar, peralatan gas dan pemanas di ruang kecil tertutup, rusaknya sistem pemanas sentral, dan adanya sumbatan yang menyebabkan ventilasi tertutup.

Sumber-sumber gas CO ternyata sangat dekat dengan kita, di rumah maupun di tempat kerja,  bengkel, bengkel besi tempa, ruang boiler, pabrik pembuatan bir, pelabuhan, kilang minyak, pabrik kertas, pabrik baja, mesin pembakaran...

Pada umumnya lansia, orang tua, ibu hamil, penderita penyakit paru-paru, perokok, dan bayi, paling berisiko terkena paparan gas CO. Sementara ada juga orang-orang yang berisiko terkena paparan racun gas CO karena pekerjaan mereka seperti tukang las, mekanik, pelaut, penjaga pintu tol, polisi lalu lintas, sopir, pembuat karbon hitam...

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah keracunan gas CO di rumah dan di tempat bekerja di antaranya:

-  Pastikan seluruh peralatan pembakaran bahan bakar seperti tungku, gas pemanas, oven, perapian, dan lain-lain diperiksa secara teratur.

- Periksalah cerobong asap dan ventilasi dengan teratur untuk membersihkan sumbatan agar emisi pembakaran gas ke luar melalui saluran yang tepat.

- Kalau memungkinkan, gunakan selalu peralatan bahan bakar dengan sistem ventilasi asap ke luar, dipasang seri, periksa dengan teratur.

- Bukalah selalu jendela dan pintu di sekitar dapur saat memasak atau di ruang pemanas saat melakukan pembakaran untuk menghangatkan ruangan.

- Jangan tidur di ruangan dengan pemanas tanpa ventilasi  atau menggunakan kompor gas dan oven untuk menghangatkan rumah.

- Jangan membakar  bahan bakar apapun di ruang tertutup di mana asap terjebak di dalam ruangan.

- Sebaiknya memasang alat pendeteksi CO dan pastikan alatnya berfungsi dengan baik.

- Waspadalah terhadap gejala keracunan CO, dan segera mencari bantuan medis bila mengalami gejala ini.

- Apabila ada kebocoran CO di rumah segera pergi ke luar dan hirup udara (oksigen)  segar. Hubungi pemadam kebakaran atau pihak yang dapat mengatasi kebocoran CO. Pastikan masalah kebocoran gas CO sudah tuntas ditangani,  sebelum kembali masuk ke rumah.

- Kalau mengalami ciri-ciri gejala keracunan gas CO yang tetap setiap mengemudi atau berada di dalam mobil, segera periksa knalpot kendaraan. Pastikan terjadi kebocoran gas CO atau tidak.

- Bila menyimpan mobil di garasi rumah, jangan pernah meninggalkannya dengan  mesin yang masih hidup. Apa lagi kalau garasinya tertutup, karena bisa menyebabkan timbunan gas CO di garasi. Polusi CO-nya meresap ke seluruh ruangan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun