Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Depresi Anak

25 Juni 2019   13:17 Diperbarui: 25 Juni 2019   13:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Depresi merupakan gejala kehilangan gairah, semangat, dan menurunnya daya pikir,  bisa juga terjadi kepada anak-anak. Gejala ini akan mengakibatkan stress, gelisah, dan cemas. Oleh sebab itu para orang tua dianjurkan untuk mengenali kondisi kejiwaan anak sejak dini.

Beberapa penelitian psikolog mengungkap salah satu gejala depresi yang dialami bayi, biasanya selalu rewel. Jika bayi mengalami depresi atau cemas, lalu dibiarkan, akan terbawa dan berpengaruh sampai dia dewasa. Sedangkan depresi pada anak-anak usia sekolah tampak pada perubahan perilaku seperti prestasi belajarnya menurun. Penyebabnya bisa karena makanan, kurangnya sosialisasi, faktor guru, dan pengaruh teman.

Ciri-ciri anak yang mengalami depresi, seperti malas belajar, tidak mau bertemu teman, menarik diri dari lingkungan, berkepribadian tertutup, dan sukar bergaul.

Lingkungan akan sangat berpengaruh untuk perkembangan anak menjadi positif atau negatif, karena setiap anak punya potensi masing-masing, tidak bisa dituntut sama seperti yang lain. Lingkungan bisa mengarahkan agar ketertutupan anak itu tidak melekat atau mendalam, biar mereke tidak kesulitan bergaul. Meskipun anak  berpotensi cukup cerdas atau punya bakat tertentu, karena ketertutupannya yang lebih bereaksi menarik diri atau depresi menyebankan dia tidak berkembang.

Anak-anak yang depresi lebih ditentukan faktor lingkungan. Karenanya conditioning pola asuh anak hendaknya dilakukan sejak dia balita. Anak-anak yang kurang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat dapat menyebabkan kecemasan dan kurang berani.

Ada dua kepribadian, yaitu kepribadian terbuka dan tertutup, terapi ini tergantung kepada lingkungan. Jika lingkungan  tidak mendukung, dia rentan depresi. Kendati dia tertutup karena dia dikondisikan untuk bergaul dia akan berkembang meskipun dia tidak kehilangan cirinya. Sebaliknya kalau orang yang terbuka, dia lebih layak untuk  bekerja dan bersosialisasi.

Para psikolog menyarankan kepada para orang tua hendaknya memperhatikan kemampuan anak, jangan sampai memaksakan kehendak kepada anak-anak yang tidak sesuai dengan kemampuannya.Karena ketika kita paksakan untuk melakukan sesuatu yang anak tidak mampu, dia akan memerlukan daya juang yang kuat. Anak yang cenderung depresi prestasinya akan jatuh sebelum daya juangnya bangkit. Mengantar anak untuk mengikuti aktivitas-aktivitas sosial, akan sangat membantunya untuk berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun