angin kering kemarau menyapu jalan pikiranku
gemercik air  sungai menyusupkan  derai suaramu
ke relun g-relung hatiku,
sepasang merpati bercumbu di deltanya.
saat kucoba menyibak tirai jendela cintamu,
sinar mentari membiaskan pelangi ke kanvas kalbuku
awan mengumbar bayang raut wajahmu di langit biru
lukisan pagi mengimingi dahaga kerinduan
dengan gambaran dirimu
tetapi tak mudah menggapai tahta cintamu
dari dahan yang rapuh
layaknya lewati jurang yang dalam dan tak mudah
untuk dilalui
setelah begitu lelah kucari tambatan diri,
melambungkan alunan detak jantungku
agar bisa meraih simpatimu
tetapi tak kunjung kauceritakan kepada dunia
tentang lelaki yang mencintaimu diam-diam
tentang aku yang sekuat tenaga melawan kesepian ini
dan tentang lukisan pagi.
membuat ingatanku melayang jauh, menduga, ternyata
untuk mengeratkan ikatan batin
tak semudah seperti yang pernah kubayangkan
layaknya merenangi lautan yang tak terjamah peradaban
dan tak mudah untuk disebrangi.
karena terlalu lama kau terdiam
memendam tanya tak terjawab,
"Apakah aku terlalu pagi melukiskanmu?"
"Apakah aku terlalu dini melukiskan cinta?"
"Apakah lukisan pagi ini akan sembuhkan luka?"
risau cinta menjadi dunia yang nisbi...
Bandung, 1 September 2009.