Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelinci Cerdik dan Perempuan Tua

15 Februari 2019   08:54 Diperbarui: 15 Februari 2019   09:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala, di negri Kenya, ada seorang perempuan tua yang selalu hidup menyendiri dan sangat sedih karena ia tak punya anak.

Pada suatu hari seekor kelinci datang menemuinya dan berkata, "Selama nenek belum punya anak aku bersedia jadi anak nenek."

"Nenek tidak butuh kelinci untuk dijadikan anak." jawab perempuan tua itu sambil tertawa.

"Nenek salah besar." bantah kelinci jantan itu dengan tenang."Nenek terlalu tua sekarang dan sudah tak bisa bekerja di ladang lagi. Bahkan nenek tak bisa mengumpulkan kayu bakar untuk nenek sendiri, jadi nenek butuh seseorang untuk menolong nenek, dan selama nenek belum punya anak,aku bersedia jadi anak nenek. Akan kulakukan semua pekerjaan itu untuk menolong nenek dan imbalan untukku hanya makanan kecil."

Perempuan tua itu  berpikir untuk beberapa saat dan kemudian ia berkata, "Baiklah, kupikir itu adil. Selama aku belum punya anak untuk menolongku, lebih baik kuterima saja tawaranmu itu."

Untuk beberapa hari lamanya perempuan tua itu sangat menyayangi kelinci yang kini menjadi anaknya. Kelinci ini selalu membawakan kayu bakar dan air untuk perempuan tua itu, dan setiap hari si kelinci pergi bekerja menggarap ladang dengan cangkul yang nenek beri.

Setiap sore ia pulang dalam keadaan letih dan haus. Setiap makan malam perempuan tua itu memberinya kacang buncis, pisang dan wortel, lalu bertanya tentang keadaan ladang dan tanaman-tanamannya.

"Sangat melelahkan, ibu, tapi aku akan selalu bekerja menggarap ladang agar bias menolong ibu. Apa lagi kalau ibu membuat hidangan makan malam yang lezat setiap hari." tutur kelinci itu.

Perempuan tua itu sangat senang dan memberinya pisang untuk bekal sarapan saat ia pergi ke ladang esok harinya. Si kelinci juga sangat bahagia dengan kehidupan barunya. Setiap pagi ia pergi ke ladang perempuan tua itu, lalu berbaring dan tidur di semak-semak yang rindang. 

Pada siang hari ia memakan pisang pemberian nenek, sambil melihat tetangga-tetangga perempuan itu bekerja keras menggarap ladang mereka, lalu si kelinci tidur lagi. Sore harinya ketika para petani membersihkan diri dan cangkul mereka, si kelinci pun segera mengambil lumpur, ia sengaja mengotori diri dan cangkulnya dengan lumpur, lalu pulang ke pondok perempuan tua itu untuk makan malam.

"Kacang-kacang buncis itu sudah hampir siap dipanen." kata perempuan tua itu pada suatu sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun