Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lagu Laut

20 November 2018   22:33 Diperbarui: 20 November 2018   22:51 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kadang-kadang nelayan dapat mengerti
Bagaimana prisma guncangan putaran badai
Adalah penyebab mabuk udara - cahaya yang mengamuk
Buncahan air buritan yang tercurah
Tetesan panjang di telekskopnya, muram
Dan mengaburkan bentuk pandangan dengan takut.

Tetapi ini bukan bagian yang dahsyat
Dari badai sesungguhnya, dengan robohnya tiang penyangga,
Cahaya-cahaya menggelegar dari gigi roda rusak-
Ini buruk,, ini hilangnya keberuntungan
Atau keteguhan, kapal melaju sangat kencang membabi buta
tak menentu
Langit ambruk ke gulungan layar hitam

Mengerti tak dapat menambal ulang
Geladak yang retak  di bawah kakinya,
Atau membawanya selamat ke pelabuhan rumahnya-
Tetapi kadang-kadang, masih dalam mimpi-mimpi
dia menggapai tingkapan bulan, duduk terbuka dan
Menemukan pelabuhannya, tanah kering cinta.

                                                                                      (Lawrence Sail)

Puisi berjudul Lagu Laut adalah puisi karya Lawrence Sail yang di terjemahkan oleh Wahyu Barata dari The Poetry book society anthology dan di sunting oleh David Constantine.
Puisi karya para penyair  Hutchinson ini edisi pertamanya dipublikasikan tahun 1988 oleh Hutchinson, an imprint of Century Hutchinson Ltd., Brookmount House, 62-65 Chandos Place, London WC2N4NW, dan oleh The Poetry Book Society Ltd.,21 Earl Court Square, London

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun