Mohon tunggu...
KIKIE SEPTIYANA
KIKIE SEPTIYANA Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA

GUru IPA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

PBL, Alternatif Belajar dari Rumah yang Bikin Seru!

12 Juli 2021   12:18 Diperbarui: 12 Juli 2021   12:32 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pandemi COVID-19 berdampak bagi dunia pendidikan di dunia termasuk di Indonesia. Dampak yang paling dirasakan adalah peserta didik di instansi penyelenggara pelayanan pendidikan, seperti sekolah disemua tingkatan, lembaga pendidikan non formal hingga perguruan tinggi. Adanya sosok guru yang tidak secara langsung dalam pembelajaran dirasa proses pembelajaran tidak berjalan maksimal karena pada hakekatnya kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi atau timbal balik antara guru dan peserta didik. 

Guru dan peserta didik merupakan komponen yang harus berperan penting dalam pendidikan. Guru berperan sebagai perencana dan juga fasilitator dalam proses pembelajaran sedangkan peserta didik adalah pelaksana dan target dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi pembelajaran. 

Proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik agar memperoleh pengalaman belajar harus bisa diciptakan oleh seorang guru. Meskipun ditengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19 ini, guru harus tetap semangat mengajar ilmu pengetahuan. Akibat covid-19 ini, wajah pendidikan Indonesia berubah drastis. 

Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di kelas dalam lingkungan sekolah dengan suasana yang menyenangkan karena adanya interaksi antara guru dan peserta didik secara langsung yang sesekali diselingi oleh canda tawa disela-sela pembelajaran kini hampir tidak pernah dijumpai lagi. Meskipun demikian dunia pendidikan harus tetap berjalan. 

Situasi seperti ini menuntut para tenaga pendidikan untuk tetap melaksanakan pembelajaran dengan mengutamakan pembelajaran yang tidak membebani kepada peserta didik untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, melainkan lebih memberikan proses pembelajaran yang bermakna dan membekas diingatan bagi peserta didik. 

Pembelajaran bermakna ini dapat tercapai jika peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka dapat pada kehidupan sehari-hari. Jika pembelajaran dilaksanakan secara online dengan menyuguhkan tugas secara terus-menerus melalui gadget dan setiap hari peserta didik harus selalu berada di depan gadget, tentunya hal ini akan membuat peserta didik merasakan kejenuhan. 

Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu melakukan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sikap dan keterampilan tidak hanya berada pada kompetensi pengetahuan semata. Salah satu yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran Project Best Learning (PBL).

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada.. Model ini mencakup rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based learning (PBL) menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Banyak materi IPA yang dapat disampaikan dengan menerapkan metode PBL, salah satunya adalah materi Sistem Pencernaan. Pembelajaran PBL pada materi Sistem Pencernaan ini dapat dilakukan dengan menugaskan kepada peserta didik untuk melakukan praktikum sederhana dirumah dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dirumah dan mudah didapat. 

Praktikum ini bisa dilakukan secara individu ataupun berkelompok. Ada 2 jenis praktikum pada sistem pencernaan yang bisa dipraktekkan peserta didik selama belajar dirumah,  diantaranya adalah praktikum uji lemak dan uji amilum. Kedua jenis praktikum ini menggunakan bahan-bahan makanan yang ada dirumah dan mudah didapat, seperti nasi, gorengan, pisang, minyak goreng, tempe, atau bahan makanan yang lain dan reagen atau bahan pengujinyapun sangatlah mudah didapat yaitu untuk uji lemak menggunakan kertas Koran dan untuk uji amilum menggunakan betadin. 

Peserta didikpun dapat mengidentifikasinya dengan sangat mudah yaitu dengan hanya melihat noda pada kertas Koran apakah terlihat transaparan atau tidak pada uji lemak dan bahan makanan yang telah ditetesi betadin berubah warna menjadi biru kehitaman atau tidak untuk uji amilum. Tentunya kegiatan praktikum yang dilakukan peserta didik dirumah ini tidak lepas dari adanya lembar kerja peserta didik yang diberikan guru sebagai petunjuk dalam pelaksanaan praktikum.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun