Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tentang Pisau dan Api

19 Januari 2023   08:27 Diperbarui: 19 Januari 2023   12:32 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi Canva Kiki Ambarizki (Dokpri)

Ruang Sendiri, 18 Januari 2023

Prakata Rasa

Tentang Pisau dan Api

Sesuatu yang baru yang aku pelajari hari ini adalah, tidak apa jika hal itu buruk dan membuatmu kesal dan terpaksa harus membela diri, maka lakukan saja. Marah itu sebuah emosi, teriakpun hanya sebuah nada, jadi tak apa jika dilakukan. 

Berhenti untuk selalu sabar dan tabah, jika sabarnya bisa benar dan ikhlas tak masalah, tapi jika diam itu bentuk paksaan untuk menutupi sebuah perasaan maka jangan terlalu sering disembunyikan, kamu juga butuh ruang untuk membuang semua energy negative maupun pikiran yang menjalari seluruh tubuhmu. Jika bicara perihal agama, mungkin ini bukan hal yang baik dan tentu menyimpang, namun ini perihal mental. 

Siapapun butuh ruang untuk tidak terus menerus disalahkan, diabaikan, bahkan dihakimi. Bukan perihal diri sendiri, tapi juga orang lain, orang yang masih sedarah, dia bisa untuk menahan sesaknya, tapi aku tak lagi begitu, aku sudah muak dengan banyak hal yang mengancam dan merusak diriku sendiri maupun orang sekitarku.

Aku tidak perduli lagi terhadap hal mengenai aturan yang berlaku dari yang tua ke yang lebih muda pun sebaliknya. Aturan itu berlaku hanya untuk yang pantas dan disegani sesuai pribadinya, jika hanya omong kosong belaka, aku akan mengabaikannya dan membuang jauh-jauh dari duniaku yang sesungguhnya.

Siapapun silahkan saja bersilat lidah, aku tidak akan diam, aku akan membalas dengan pedang yang tajam ataupun belati yang kokoh, juga dengan senapan yang tentu aku sudah pandai membidiknya dengan professional. Jadi silahkan saja, lakukan semaumu, dunia akan membuktikan bangkai apa yang kau sembunyikan disepanjang jalan luka yang bertebaran.

Perihal ini, sepertinya kicauaan burung lebih indah didengar daripada suara sumpah serapah. Tapi, akan sulit dimengerti jika hanya anggukan atau gelengan kepala, sebab hanya ada makna iya atau tidak bukan rinci apa dan kenapanya.

aku tidak menyuruh orang untuk mengikuti jejakku melainkan kamu harus pandai memakai jiwa dan ragamu sendiri, jangan mau untuk dihabisi oleh rasa bersalah dan menyerah begitu saja. jangan mau terus terisak menangis dengan isakkan redam dibalik ruang kosong sendirian, jangan mau bilang iya, sebenarnya kamu sendiri enggan mengiyakan. berat jadi kamu, jadi jangan mau diambil alih seperti hidup namun tak hidup. Kamu sedih, menangis boleh, kamu kesal juga boleh, marah, ataupun kamu ingin membenci ya silahkan saja, bentuk emosi hanya bersifat sementara, untuk apa tidak dikeluarkan dan hanya dipendam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun