Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kota Traumatik (2)

11 November 2022   00:10 Diperbarui: 13 November 2022   03:06 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi yang gelap pun sirna, berubah menjadi selongsong cahaya yang mulai menyapa. Agata masih sibuk dengan gawainya tanpa tidur sama sekali, sedang pricillia sudah terlelap dengan pelukan tasnya. Sebelum bergegas mandi, agata mencoba memotret bagian depan pabrik tersebut untuk sekedar membuat story atau hanya untuk mengirimkannya kepada orang yang telah lama pergi meninggalkannya demi selingkuhannya. Ah entahlah agata selalu begitu, bersikeras untuk berkabar padahal tidak dibutuhkan.

Selesai membidik gambar dengan gawainya, dia segera mandi dijam shubuh. Namun, sebelum itu membangunkan temannya terlebih dahulu untuk melaksanakan sholat shubuh. Setelah semua bangun, barulah agata mandi dan berkemas. Selesainya agata mandi semuanya mengikuti bergiliran, nasib baik terdapat dua kamar mandi.

Semuanya mempersiapkan diri di pagi hari, dengan tambahan krim di muka dan lipstik di bibir, hanya agar terlihat lebih fresh di hari pertama ujian. Dalam kamus sgata First Impression itu penting sekali, apalagi mengenai Personality harus baik, rapih, dan wangi.

Selesai berkemas semuanya dan merapikan musholah yang sudah dijadikan tempat istirahat ini, mereka masih menunggu penyalur tersebut, namun sampai pukul setengah 7 masih belum datang juga, akhirnya mereka memutuskan untuk membeli minum dan sarapan dulu, agar tidak lemas menghadapi ujian dan orang banyak.

Selesainya makan, kita di kumpulkan karena penyalur datang. Kita semua diberi arahan untuk menjawab yang perlu dijawab dan untuk yang tidak perlu dijawab atau tidak sesuai disarankan berbohong saja agar lulus. Seperti halnya jika berkuliah tulis saja di kertas tidak dan lain sebagainya. Agata mendengarnya dengan seksama.

Sudah siang pukul 9 sepertinya, kami di arahkan untuk berbaris didepan gerbang, setelah semua karyawan shift pagi sudah masuk. Ternyata yang melamar banyak sekali, jika dihitung bisa sampai ratusan. Semuanya berseragam hitam putih. Setelah mendapati baris-berbaris, masuklah kami semua ke dalam pabrik tersebut. Memasuki ruangan pabrik yang begitu luas halamannya, banyam sekali jalan yang bisa ditelusuri karena banyak belokannya. Kamipun di arahkan ke tempat yang hanya berisi kursi dan meja, jika dilihat dari bentukannya ini seperti khalayaknya kantin.

Karena kami berjalan sesuai baris, maka agata terpisah dari teman-teman lainnya. Agata selalu begitu jika ditempat baru, selalu ingin lebih kenal dengan orang sekitar, bukan yang hanya diam saja. Tapi untuk berpisah dengan temannya kali ini karena ketidaksengajaan.

Kami menunggu cukup lama untuk tes, karena penguji belum datang, semuanya mengantuk karena datang dari berbagai kota dari semalam. Selesainya mengobrol dengan teman barunya sebelah kanan dan kiri. Penguji datang dan memulai tesnya. Bermula dari menulis biodata secara cepat, dengan nada seperti sedang di ospek, duh aneh saja bekerja di Indonesia ini. Perihal menulis nama saja harus dibentak-bentak, padahal dulu selama agata bekerja di luar negeri, ya memang hanya bekerja bukan jadi tempat untuk balas dendam senior. Sudah lama rasanya agata tak menulis cepat, baru awal saja rasanya sudah engap menjalaninya, belum lagi dengan nada penguji yang kecil membuat kami semua harus kuat radar fokusnya.

Biodata sudah terisi, kemudian tes warna, diberikan kertas untuk menebak warna apa yang berada dikertas tersebut dengan memilih nama bahasa inggrisnya. Semuanya masih mudah, lalu tes kreplin menghitung dari bawah ke atas dengan kecepatan yang sudah ditetapkan penguji dengan stop watchnya, harus dengan graft yang stabil dan tidak boleh semakin menurun. Dan yang terakhir tes pertanyaan yang harus di isi, seperti sekolah dimana dan lain sebaginya. Entah apa yang merasuki Agata, sudah diperingatkan untuk tidak menulis kuliah jika ada pertanyaan kuliah atau tidak, dia tiba-tiba menulisnya.

Namanya dipanggil di penghujung tes, Agata Acia, dia seketika terbelalak "hah namaku? Salahku dimana ya, bukannya semua tes sudah benar, bahkan kreplinku ku jawab benar dihitung dan graftnya cantik." Dalam hatinya penuh tanda tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun