Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (9)

29 September 2022   08:50 Diperbarui: 29 September 2022   08:51 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang kelulusan, hari yang banyak di nanti oleh sebagian orang karena tentunya terbebas dari Masa sekolah, dan bisa menikmati hari diluar tanpa belajar, atau justru ada sebagian lain yang ingin cepat kuliah dan menikmati hari dengan dunia luar yang katanya menyenangkan berelasi dengan banyak orang, atau sekedar tentu karena ingin segera bekerja karena tuntutan internal. 

Apapun alasannya segera lulus SMA adalah impian murid SMA, sedangkan impian orang dewasa yang sedang menikmati fase kehidupan dunia nyata justru ingin kembali ke dunia remaja saat sekolah.

Is it what this it, kodrat sebagai manusia adalah selalu tidak merasa puas tentang apapun pencapaiannya. Sebelum menjelang kelulusan, Siswa-siswi sudah banyak ditanyai oleh guru maupun bagian BK mengenai jalan mana yang akan ditempuh, apakah melanjutkan kuliah atau justru langsung bekerja. Universitas mana saja yang akan ditargetkan, usaha apa saja yang sudah dipersiapkan. 

Hari itu ada kegiatan Sosialisasi Kampus yang isinya adalah Alumninya dulu, dari berbagai Universitas tidak termasuk Universitas Indonesia, kampus yang di idam-idamkan tentunya. Karena tidak ada alumni yang masuk UI sebelumnya. 

Ada yang lolos dan tidak di ambil justru ambil ITB. Semua orang gilir-bergilir mengambil bagian untuk sekedar konsultasi atau tanya jawab dengan senior tersebut mengenai Kampus Negeri itu, dan juga mempertanyakan beasiswa juga. Kayla yang sangat tidak bersemangat ini hanya ikut-ikut saja temannya mau ke arah mana, yang penting tahu. Kayla bukan enggan mencari tahu, tapi Kayla sangat sadar diri akan mimpinya. 

Awalnya, sangat yakin dan percaya diri yang berlebih. Ingin masuk UI dengan jurusan Ilmu Komunikasi ataupun Pendidikan Luar Biasa, alasannya karena dia menyukai anak kecil, di Pendidikan Luar Biasa dia anggap bisa menjadikan wadah untuk dirinya bisa mengajar memberikan ilmu tapi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. 

Dari murid yang seperti ini dia banyak belajar mengenai rasa syukur yang tiada henti, mereka sangat luar biasa dan hebat dengan kelebihannya. 

Sedangkan dari Ilmu Komunikasi, Kayla sangat menginginkan menjadi Presenter seperti Kak Indra Herlambang, pembawaan dan cara bicaranya sangat tertata rapih sekaligus ingin menjadi reporter juga, namun untuk reporter sangat dibutuhkan wawasan yang luas, Kayla menyadari dirinya begitu aktif hanya di awal, selebihnya dia kadang suka kadang tidak. 

Tidak hanya menjadi bagian broadcasting, Kayla mempelajari Ilmu Komunikasi adalah ingin bisa menulis buku, segala hal yang pernah dia alami dirasa cukup menarik jika di ceritakan, selain itu menulis memang sudah hobbynya dari dulu. Apapun yang dia rasakan biasanya selalu di tulis entah yang berantakan ataupun tertata menjadi sebuah sajak. 

Sebenarnya ini sedikit trouble karena Kayla bukan anak yang jago dalam berkomunikasi, Kayla sangat suka menyendiri daripada banyak bicara yang tidak ada juntrungannya. Hari itu tiba, setelah adanya sosialisasi dan pembekalan mengenai Universitas, maupun sosialisasi bekerja di luar negeri Kaylapun memutuskan untuk mengikuti berbagai macam seleksi Universitas, dengan sok gagahnya dia mengikuti berbagai kegiatan tersebut dari mulai mondar-mandir ke ruang Bimbingan Konseling (BK) mencari informasi baik dari mading ataupun konsultasi dengan gurunya. Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dengan begitu Kayla selalu mencoba banyak hal di dunia ini dengan segala ketidakmungkinannya, seperti sekarang Dia bukan murid yang pintar di sekolah, bahkan nilai kelas X anjlok karena memang mempelajari banyak hal seperti Fisika, Kimia, dll yang berhubungan dengan zat maupun angka walau sebenarnya semasa Sekolah Menengahpun sudah dijumpai pelajaran tersebut. 

Kelas XI dan XII memang agak meningkat karena tidak bertemu dengan pelajaran semacam itu karena Kayla mengambil jurusan Bahasa yang dipelajari hanya seputar sastra maupun bahasa juga budaya, walaupun ada matemaikanya yang tidak bisa dihindari, tapi itu basic, matematika dasar dan lebih banyak matematika dengan model cerita. Dengan latar belakang Nilai yang tidak cukup memuaskan Kayla mencoba peruntungan di SBMPTN, ya kalau ini rizky-rizkyanlah, tergantung tangan Tuhan yang bekerja, walaupun memang ini beberapa persen menggunakan Nilai Raport, aapapun itu tidak menutup kemungkinan, dan Akhirnya mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi data ke ruang BK, banyak yang mengikuti dari Kelas mereka aakhirnya yang dilakukan adalah sending data maupun informasi dengan berbagi bersama. Kegiatan ini tidak hanya memerlukan sanding data raport sudah selesai, harus ke Desa masing-masing untuk meminta SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dengan sedikit gugup karena memang tidak pernah keluar rumah Kayla laksanakan itu semua, bahkan mengalami pertentangan dan penolakan dari pihak keluarga Ayah, entah dari bibi (Adik Ayah) maupun dari Neneknya. Mereka selalu berkaca dari latar belakang yang sudah sulit, kata mereka "Untuk apa kuliah? Buang-buang duit aja, emangnya kamu mampu?" sejak saat itu semakin patah semangat Kayla, bahkan sering sekali menangis, karena takdir berkata lain, dengan kondisi mental yang sudah rapuh kembali di hancurkan oleh kalimat-kalimat orang yang menohok. Namun herannya Kayla selalu bangkit atas apa yang orang bilang, dia selalu ingin mencoba walaupun sulit. Telinga tetap terbuka dan menampung bahkan menyimpannya dalam memori daya ingat namun sikap mencoba untuk acuh tak acuh. Kayla tetap menjalani semuanya, tetap dengan keyakinannya untuk bisa melanjutkan sekolah walaupun dengan usaha yang minim, ya setidaknya udaha daripada tidak sama sekali. Semuanya dilakukan sendiri tanpa bantuan dari keluarganya, bahkan keluarganya tidak tahu, Kayla sembunyikan semua kegiatannya. Pengumuman SNMPTN dimulai, itu setelah magrib atau isya pengumuman keluar, teman-temannya sudaah ramai di twitter dan bersiul bahwa dirinya tidak lolos. What the hell? Bagaimana dengannya? Jika mereka saja tidak lolos. Kayla sangat ketakutan dan akhirnya malam itu Kayla tidak membuka website tersebut justru malah tidur karena saking takutnya, bahkan Kayla belum menyiapkan kemungkinan lain yang akan terjadi. Akhirnya pagi Kayla baru bukka website dengaan bacaan bismillah dan tentu rasa takut yang berkecamuk, dan Kayla tidak lolos. Lemassss, tapi apa dikata, itu pasti akan terjadi. Karena memang SNMPTN kemungkinannya hanya 10% saja. Setelah pengumuman SNMPTN Kayla sempat down, cara mana lagi yang akan ditempuh selanjutnya, namun setelah sampai dikelas ternyata 1 kelas tidak ada yang lolos SNMPTN, yang lolos hanya dari kelas IPA dan itu hanya beberapa orang saja. Cukup menenangkan, karena memang bisa dipastikan kemungkinan tersebut hanya 0% karena temannya saja tidak lolos apalagi dirinya yang tentu bukan orang yang dengan nilai raport tinggi, dan kurangnya berdo'a jadi Tuhan belum meridhoinya. Kelulusan pembagian ijazah belum ada, maka banyak kegiatan yang dilakukan di rumah, Kayla memutuskan untuk bekerja daripada berdiam di rumah. Akhirnya Kayla mencoba melamar dengan menggunakan nilai sementara. Setelah menyusuri jalan, dan Kayla dapat panggilan kerja di Toko Hijab ternama pada masanya yaitu Nada Collection pusat grosir hijab dan baju muslimah. Jarak antara rumahnya dan Toko ini sangat jauh jika ditempun bisa 1jam dilalui jika mengendarai sepeda motor, nasib baik terdapat Mess (Tempat tinggal yang sudah disediakan oleh majikan) alasan tersebut juga yang memutuskan Kayla untuk mengambil pekerjaan ini. Bisa tinggal ditempat tanpa harus bayar bulanan. Jam kerjanya itu dari jam 9 sampai 9 malam kurang lebih 12jam kuranglah. Di mess tersebut terdapat 1 orang pekerja juga yang tinggal disitu karena rumahnya jauh bahkan beda kota. Orang ini perawakan dewasa, perempuan cantik, dan bersyukurnya baik, memang jika di awal mukanya sedikit jutek, ternyata orangnya lembut. Di Mess ini seperti gudang penyimpanan kain, namun apalah daya yang penting bisa mencari uang dan bisa tinggal dengan baik menurutnya. Pengalaman pertama dalam hidup Kayla menjadi seorang pekerja, pekerja yang melayani orang dengan barang yang sudah terpampang didepan mata. Dari sosok yang introvert harus menjalani hari dengan sekerumpulan orang yang berbeda-beda jenis dan wataknya. Memilihkan yang cocok sesuai permintaan pelanggan, kemudian suggestive selling banyak sekali hal baru yang Kayla pelajari didunia kerja yang seharusnya belum waktunya. Dimulai dengan pagi hari, membuka gerbang yang kuncinya di pegang Kak Anis dia adalah teman satu mess Kayla. Kemudian Kayla yang melanjutkan merapikan patung badan maupun patung kepala untuk standing hijab dan turban. Biasanya patung kepala diletakkan didalam jika tutup toko, jika toko sudah buka maka diletakkan diatas didepan bagian toko dengan menggunakan soggokan panjang yang tinggi khusus untuk menaruh patung atau mengambil benda seperti krudung yang digantung tinggi. Setelah selesai merapikan patung, kita menyapu dibagi dua, Kayla bagian depan dan Kak Anis bagian belakang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun