Saya terbiasa menulis di beberapa blog, dan di Kompasiana menggunakan berbagai nama samaran. Alasanya? Saya tidak mengejar status dan tidak mementingkan eksistensi jati diri tentang siapa, apa, dimana, bagaimana dan mengapa. Singkatnya tidak pernah ada identitas. Kecuali, menulis di media cetak, saya menggunakan nama sebenarnya karena hukumnya wajib.Â
Saya pertama kali di Blogger tahun 2005-sejak blog pertama kali digagas oleh Blogger.com pada bulan Agustus tahun 1999.Â
Bagi saya terutama, menyediakan ide dan gagasan melalui konten yang melibatkan pembaca dan membuat mereka ingin membagikannya. Membuat konten yang memecahkan masalah dan berbicara langsung dengan minat pembaca dan bukan kepentingan pribadi. Jika tidak, akan membuang-buang waktu.
Bahwa ide, gagasan, dan semangat tidak akan pernah mati dalam menghidupkan dunia kepenulisan dan literasi. Dukungan Kompasiana dan para Kompasianer dengan komentar kritis, positif-negatif, dan diskusi selama ini merupakan pancaran semangat kebaikan. Â
19 Desember 2022, terekam dalam tampilan artikel saya yang pertama berjudul Bathin, hari Minggu, pukul 22:48. Saya menyukai dunia sastra. Dalam sastra seperti dalam kasih, kita tercengang dengan apa yang dipilih oleh orang lain.Â
Dalam akun ini, saya membuka pintu dengan puisi, bentuk rindu kembali pulang ke Kompasiana. Saatnya memimpin dengan kasih.Â
Saat kita melihat aksi kekerasan, ketidakadilan rasial dan ekonomi, perubahan iklim, kehancuran yang disebabkan oleh krisis pandemi, dan tantangan lainnya, kita perlu merangkul praktik memimpin dengan kasih.
22 Desember 2022, terekam dalam tampilan artikel saya yang berjudul Bertemunya Kunci Rumah Dua Akun Kompasiana Terlampaui hari Rabu, pukul 10:33. Ia adalah hari yang membahagiakan, saya dapat kembali pulang ke rumah yang dibangun sejak 08 Desember 2015.Â
Reaksi saya yang paling pertama tentunya rasa terima kasih yang tulus atas semua kepedulian dan perhatian untuk membantu mencarikan kunci rumah yang lama hilang, enam tahun lamanya. Beberapa nasehat mengingatkan untuk tetap menjaga kunci dengan sebaik-baiknya.Â
Saat saya membaca Berkunjung ke Rumah Gembong Komunisme di Jerman karya Kompasianer Bunda Walentina, saya menyapanya. Sontak mengingatkan saya pernah menulis Matinya tuhan Komunis, tanggal 20 Desember 2010, dan sebagai bentuk apresiasi spontan, saya menulis Menemui Karl Marx di Das Kapital tanggal 12 Januari 2022.Â
Gegara ingatan itu, saya mencari kembali kunci rumah dengan nama akun Bondan Wibisono dibangun hari Jumat 5 November 2010. Tulisan pertamanya berjudul Diplomasi 'Kuliner Nusantara' Obama, hari Rabu 10 November 2010, pukul 05:26.Â