Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hari Ini 6 Tahun Lalu, Jessica dan "Kopi Maut" Mirna di Kafe Olivier

2 Januari 2022   21:55 Diperbarui: 2 Januari 2022   23:47 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Enam tahun setelah kematian Mirna ini sangat mirip dengan cerita komik Detective Conan seri ke-26, karangan Gosho Aoyama, sebuah adegan pelaku pembunuhan dengan menggunakan sianida. 

Dalam komik tersebut diceritakan bahwa sang tokoh utama dalam serial detektif ini, Conan Edogawa atau Shinichi Kudo sedang menonton pertunjukan drama. Namun, tiba-tiba semua dikejutkan dengan salah satu penonton yang jatuh dari tempat duduknya dan menggelepar ke lantai dengan mulut berbusa. 

Dari hasil penyelidikan polisi, ternyata korban yang bernama Kohei Kamata (27 tahun, seumuran dengan Mirna) ini meninggal karena racun kalium sianida. Kohei datang ke pertunjukan drama ini bersama tiga orang temannya. Sebelum meninggal, Kohei ternyata meminum es cola yang dibelikan oleh salah satu temannya, Mai Kogami.

Selain itu, berkembang juga spekulasi yang mengaitkan kasus ini dengan sosok Agatha Christie, yang menempatkan dirinya sebagai Hercule Poirot, detektif berkebangsaan Belgia. Atau mungkin ia memilih menjadi Jane Marple.

 Berbeda dari Poirot yang profesional, Marple, perempuan setengah baya asal Inggris, merupakan detektif amatir yang lebih sering bekerja berdasarkan intuisi perempuan. 

Dan memang, kasus-kasus yang ditangani dan dipecahkan Miss Marple, demikian sapaannya, pada umumnya terkait dengan perempuan dan persoalan-persoalan kewanitaan, dan karena itu pula, barangkali, ia lebih cocok dipilih Agatha Christie untuk kasus kematian Wayan Mirna Salihin.

Atau, barangkali  Truman Capote mengulang keberhasilan In Cold Blood. Capote menuliskan novel nonfiksi ini berdasarkan satu kasus pembunuhan di Holcomb, Kansas, lalu mengikutinya secara terus-menerus sejak penangkapan dua pelaku, Richard Hickock dan Perry Smith, pada 30 Desember 1959 hingga mereka dihukum gantung 14 April 1965.

Hari yang mengerikan itu, sangat menggoda untuk melihat ke belakang dan membayangkan bahwa kita sebenarnya dapat melihat ke belakang. Membayangkan bahwa apa yang terjadi pada 6 Januari 2016,Indonesia digegerkan kabar kematian perempuan bernama Wayan Mirna Salihin. 

Ia adalah seorang desainer grafis, putri dari pengusaha Edi Darmawan Salihin dan Ni Ketut Sianty dan memiliki saudara kembar bernama Sendy Salihin. Ia merampungkan studi Jubilee School Jakarta, Mirna kemudian pindah untuk melanjutkan studinya dan bekerja di Australia sejak tahun 2005. Ia tercatat telah menikah dengan Arief Soemarko di Bali pada November 2015.

Namun, Mirna berusia 27 tahun usai menenggak kopi berisi racun sianida, menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam perjalanan ke RS Abdi Waluyo sekitar pukul 18.00 WIB. 

Wafatnya Mirna menyita perhatian publik selama sekitar 10 bulan setelah diketahui kasus itu bukan sekadar kematian biasa, melainkan pembunuhan berencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun