Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hidup bersama Omicron, Seberapa Khawatirkah Anda?

31 Desember 2021   08:31 Diperbarui: 31 Desember 2021   08:47 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah Kasus Covid-19 Varian Omicron di Asia Tenggara (per Kamis 30 Desember 2021) (Sumber: https://databoks.katadata.co.id/)

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," kata WHO, telah menyalakan alarm dunia pada Jumat, 26 November 2021. Temuan baru yang sebelumnya dikenal sebagai B.1.1.529 diberi nama Omicron, adalah huruf ke-15 dalam alfabet Yunani dan terjemahan literalnya adalah 'o kecil'. Secara matematis, Omicron mewakili 70 dalam matematika Yunani klasik, namun jarang digunakan dalam matematika karena terlalu mirip dengan '0' dalam matematika Latin dan Arab. 

Pembatasan perjalanan mungkin terlambat untuk menghentikannya secara global. Pernyataan WHO muncul setelah meningkatnya laporan penyebaran varian yang terdeteksi  pertama kali di Bostwana kemudian menyebar menjadi klaster khusus di Afrika Selatan, dan merambah ke Belgia, Israel dan Hong Kong.

Sebelumnya, Otoritas Kesehatan Belanda (RIVM) telah menemukan varian yang berumur 11 hari, dan sudah menyebar di Eropa Barat sebelum kasus pertama diidentifikasi di Afrika selatan. Menurut cbsnews.com, Otoritas Kesehatan Belanda (RIVM) menemukan varian tersebut dalam tes sampel yang berasal dari Eropa sekisar tanggal 19 dan 23 November. 

Diketahui, Kamis 30 Desember 2021, sebanyak 1.805 kasus Omicron telah menyebar ke negara-negara ASEAN dengan jumlah kasus terbanyak berada di Singapura. salah satunya tentu Indonesia. Tampaknya, ancaman varian menyebar begitu cepat mengindikasikan krisis pandemi global bakal berlarut-larut. Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk mencium tak lagi dapat dijadikan rujukan telah mengoyak Indonesia pada tingkat yang tidak terlihat sejak awal pandemi, kita semua bergulat dengan pertanyaan yang menyakitkan: Apa lagi yang bisa dilakukan untuk menghentikan penyebarannya? 

Jelas, fakta varian Omicron telah terbukti gampang menular karena dalam rentang 30 hari telah merebak di seluruh negara, kawasan ASEAN, tanpa kecuali belahan benua yang lain, kita harus mengerutkan alis.

WHO telah memperingatkan varian virus corona Omicron dan Delta akan memicu "tsunami" kasus Covid-19. Hal itu dikhawatirkan memberikan tekanan besar pada fasilitas kesehatan. "Saya sangat prihatin bahwa Omicron, yang lebih menular (dan) beredar pada saat yang sama dengan Delta, menyebabkan tsunami kasus," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus Rabu (29/12/2021), seperti dilansir dari Al Jazeera.

Untuk saat ini, penting untuk memantau, mencermati peringatan WHO seberapa besar ancamannya. Jangan berasumsi bahwa itu akan menjadi masalah besar. Sangat mungkin tidak dapat bersaing dengan versi lain dan tidak membawa hasil yang lebih buruk. Terlepas dari itu, ini adalah pengingat lain bahwa krisis pandemi belum berakhir.

Mengutip kompas.com Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengumumkan penambahan 21 kasus Omicron di Indonesia, Rabu (29/12/2021), sehingga saat ini totalnya 68 kasus. Mayoritas kasus memiliki riwayat perjalanan luar negeri berasal dari Turki. Dari 68 orang tersebut, kasus varian Omicron di Indonesia, lebih banyak kasus impor yang berasal dari Turki dan Arab Saudi.  Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam diskusi daring, Kamis (30/12/2021).  Maxi memaparkan, banyaknya kasus Omicron di Indonesia yang berasal dari Turki disebabkan karena telah dibukanya sektor pariwisata.  Terlebih saat ini, di tengah tingginya penemuan kasus penularan varian Omicron dari berbagai negara, Turki tidak memberlakukan aturan karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

Untuk mengatasinya protokol kesehatan adalah strategi kunci. Melalui laman kemenkes.go.id, pemerintah mengimbau masyarakat tidak melakukan perjalanan luar negeri untuk mencegah penularan virus COVID-19 varian Omicron. Pasalnya kasus Omicron yang saat ini ada di Indonesia kebanyakan berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan pihaknya mengingatkan kembali untuk menunda perjalanan ke luar negeri bagi para WNI karena resiko penularan yang besar. Apabila sedang berada di luar negeri tetap jalankan protokol kesehatan. dr. Nadia juga mengingatkan bahwa kasus Omicron telah terjadi transmisi lokal di Indonesia. Masyarakat diminta waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan. 'Perlu menjadi perhatian bahwa kita juga sudah mengidentifikasi kasus transmisi lokal, artinya risiko penularan di masyarakat juga sudah ada,'' katanya, Kamis (30/12).

Kita memahami dan mengerti bahwa banyak orang bosan dengan jarak sosial dan tidak mungkin menerima pembatasan baru. Meski begitu, pemerintah harus mengambil tindakan yang lebih tegas, termasuk mengimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah jika bisa dan menutup sekolah untuk sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun