Mohon tunggu...
Darman Eka Saputra
Darman Eka Saputra Mohon Tunggu... Guru SDN Sukaresmi Cikalongkulon

Guru SDN Sukaresmi Cikalongkulon, Mahasiswa S2 MPd Unpam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Benarkah Kita Sudah Menjadi Guru Humanis?

19 Juni 2025   13:43 Diperbarui: 19 Juni 2025   21:37 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Guru humanis. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar via kompas.com)

Benarkah kita sudah menjadi guru humanis?”

Pertanyaan ini tidak sekadar refleksi personal yang muncul dari kesadaran seorang pendidik. Ia adalah gugatan filosofis, lirih namun menusuk, atas arah dan wajah pendidikan kita hari ini. 

Jawabannya tentu tidak sesederhana “ya” atau “tidak”. Ia bergantung pada sejauh mana kita, sebagai guru, memahami dan menghidupi nilai-nilai kemanusiaan dalam ruang kelas dan dalam kehidupan profesional kita sehari-hari.

Di era yang penuh tekanan administratif dan tuntutan standar, konsep humanisme dalam pendidikan seringkali terpinggirkan. Padahal, di sanalah akar dari proses mendidik yang sejati: melihat siswa bukan sekadar angka dalam rapor, tetapi sebagai manusia seutuhnya.

Apa Itu Guru Humanis?

Menjadi guru humanis berarti menjadikan kemanusiaan sebagai pusat dari proses pembelajaran. 

Pendidikan tidak dimaknai hanya sebagai transfer ilmu dari guru ke murid, tetapi sebagai pertemuan antar pribadi yang saling membentuk. Guru humanis memandang siswa sebagai subjek yang merdeka, bukan objek yang harus dikontrol.

Humanisme dalam pendidikan, sebagaimana ditekankan oleh Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed, adalah pendekatan yang membebaskan. 

(Ilustrasi dengan chatGPT AI) 
(Ilustrasi dengan chatGPT AI) 

Ia menolak pendidikan bergaya “bank” di mana siswa diperlakukan seperti celengan kosong yang tinggal diisi informasi. Sebaliknya, pendidikan harus menjadi ruang dialogis di mana guru dan siswa saling belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun