Mohon tunggu...
Nyi Ismayawati
Nyi Ismayawati Mohon Tunggu... Buruh - Urip sakmadya

Ngupaya upa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenikir Merah Muda untuk Rita

17 November 2020   19:52 Diperbarui: 17 November 2020   20:24 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin ku bercerita tentang kisah lama kala jatuh cinta pada seorang gadis bersahaja dari tanah seberang sana yang kini tinggal di desa tetangga.
Entah mengapa aku jatuh cinta padanya hanya karena pandangan pertama.
Padahal dia tidak cantik. Tidak juga manis. Biasa saja. Cuma lincah.
Wajahnya selalu ceria dengan senyum sumringah membuat hatiku berbunga-bunga walau seorang pria.
"Bisa petikkan aku setangkai bunga warna merah muda?"
Aku pun memetik setangkai bunga kenikir liar merah muda di tepi sawah. Lalu ia pergi tanpa pamit sambil bernyanyi riang ria "Desaku yang Tercinta".
Aku cuma menggaruk-garuk kepala dan bertanya-tanya siapa dia dan dari mana.
Jangan-jangan dia memedi sawah yang suka menggoda.

Esoknya lagi dia datang sambil membawa boneka. Dia berkata ini teman setianya yang akan diajaknya ke surga.
Aku semakin bingung padanya lalu bertanya kapan ia akan ke surga.
Ia tertawa renyah dan berkata tak lagi terlalu lama sambil memandangku manja.
Kulihat setitik air bening di sudut matanya yang indah.
Aku jadi bingung dan bertanya dalam hati ada apa dengan dia.

Sebulan aku sering ditemaninya kala mengolah tanah sawah. Ia datang hanya untuk bernyanyi ria sambil mencari bunga-bunga kecil di tepi pematang sawah dan berkisah ia tinggal bersama ibunya di desa sebelah.
Hingga pada suatu hari dia memberikan bonekanya padaku sebagai rasa terimakasih berteman dengannya.
"Taruhlah boneka ini di tempat tidurku selamanya," padaku dia meminta tanpa kutahu maksudnya. Ataukah sebagai tanda cinta.

Satu purnama sudah dia tak datang lagi ke sawah. Ternyata aku merindukannya.
Dan pada akhirnya seorang bunda datang membawa berita gadis lincah ceria bernama Rita itu telah tiada. Kembali ke Sang Pencipta Alam Semesta karena sakit leukimia. Sang ibu juga bercerita kalau sang putri ke sawah sekedar melupakan derita atas penyakitnya.

Sang ibu pun mengajakku ke pusaranya dan di situ kutaruh boneka kesayangannya.
Secarik kertas putih dari Rita lewat ibunya tertulis "Aku suka bunga merah muda darimu."

Kenikir merah muda di tepi sawah. Foto sendiri
Kenikir merah muda di tepi sawah. Foto sendiri
Foto sendiri
Foto sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun