Mohon tunggu...
khusnul khotimah
khusnul khotimah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

nasehat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Sikap Guru terhadap Perkembangan Psikologi Anak

23 Oktober 2019   07:35 Diperbarui: 23 Oktober 2019   11:23 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. fase kematangan: umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan sikap sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lain pun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.[3]

Dari tiga periodesasi diatas terbukti bahwa, peserta didik harus mendapatkan asupan sugesti yang positif setiap harinya. Mengapa demikian? Karena pada masa-masa tersebut peserta didik sedang berusaha mencari jati dirinya. Dan peran seorang guru adalah mengarahkan serta membimbing agar peserta didik dapat menemukan jati diri yang baik dengan melalui proses yang baik.

Jika peserta didik belum mampu menangkap pelajaran yang disampaikan oleh guru, tugas seorang guru adalah berusaha bagaimana peserat didik dapat mengkap dengan mudah materi apa yang disampaikan oleh guru. Dan seorang gurupun harus sering-sering memberi motifasi belajar kepada peserta didik. Jangan sampai keluar dari mulut seorang guru kata-kata yang dapat memberi pengaruh negatif kepada murid, contoh kata-kata negatif yang sering guru ucapkan adalah:

1. lama sekali kamu menangkap pelajaran/ materi ini

2. Dasar bodoh

3. Kamu tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik

Kata-kata diatas adalah sebagian kecil dari kata-kata yang sering diucapkan guru, yang mana jika kata-kata ini terus diulang dan akan terekam di otak peserta didik maka dampaknya akan terbawa hingga peserta didik tumbuh dewasa. Dampaknya adalah peserta didik tidak percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki, perserta didik tidak mau berusaha karena ia merasa bahwa kata-kata ini sudah menjadi jati dirinya, peserta didik akan merasa terkucilkan dan terasingkan, peserta didik akan selalau berpikiran negative thinking tentang dirinya.

Keberhasilan memajemen kelas di pengaruhi beberapa faktor, yaitu bisa melalui faktor sekolah maupun faktor pribadi guru sendiri, jika seorang guru benar-benar memiliki kemampuan didalam memanajemen kelas dan benar-benar ingin melalukannya, maka keadaan kelas akan kondusif. Namun, jika seorang guru hanya terfokus pada kegiatan pengajaran kelas tanpa memperhatikan manajerial kelas maka keadaan kelas tidak akan berjalan maksimal. Selain itu faktor dari sekolah juga turut memegang peranan dalam penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai.[4]

Perkembangan yang dipengaruhi oleh ingatan dan pikiran disebut dengan perkembangan kognitif hal ini dikemukakan oleh Piaget, berikut adalah konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, di antaranya

1. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam menggunakan dan mengadaptasi skema meraka, ada dua proses yang bertanggung jawab, yaitu assimilation dan accomodation. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.

2. Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks. Menurut Piaget, melalui kedua proses penyesuaian-asimilasi dan akomodasi sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ketahap yang selanjutnya, sehingga kedang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara sturktur kognisinya dan pengalamanya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan keadaan dua proses di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun