Pemerintah Indonesia dalam satu dasawarsa ini, setidaknya telah berhasil membangun kepercayaan dengan beberapa lembaga keuangan internasional hingga asosiasi pendanaan global dukungan beberapa negara kaya.Â
Mengkreasi skema pinjaman berbasis investasi hijau (green fund) kepada pelaku sector usaha kehutanan dan pertanian berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang terkoneksi langsung dengan pihak pembeli/perusahaan skala internasional.
Realisasi skema pinjaman berbasis investasi hijau diwujudkan dengan realisasi kebijakan sektor pertanian melalui skema Food Estate. Kebijakan ini merupakan bukti kepedulian pemerintah Indonesia menjawab masalah pemenuhan kebutuhan pokok pangan dunia.Â
Program ini memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup Hortikultura Tanaman Pangan, perkebunan, bahkan peternakan dalam suatu kawasan tertentu. Strategi kebijakan ini dilakukan karena melonjaknya permintaan pangan dunia yang sebanding dengan pertumbuhan penduduk dunia.
Manfaat pembangunan Food Estate selain untuk menjawab dan pemenuhan kebutuhan pangan secara global, juga memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu (1) meningkatkan nilai tambah produksi sektor pertanian lokal, (2) meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian (mencapai 34,4%), (3) petani dapat mengembangkan usaha tani skala luas, dan (4) terintegrasinya sistem produksi, pengolahan dan perdagangan.Â
Dengan demikian, ada 2 (dua) keuntungan sekaligus, pertama, Pemerintah bisa membuka lahan tanaman pangan baru dengan lebih cepat dan meningkatkan produksi tanaman pangan, dan kedua, Pemerintah bisa menarik minat investor (pemodal) untuk menggerakkan kegiatan ekonomi khususnya di daerah luar jawa.
Mengapa Bali Sebagai Pusat Gelaran KTT G20?
Gelaran akbar G20 tahun 2022 dipusatkan di Bali dan tidak di Jakarta atau kota-kota besar lainnya dengan kesiapan fasilitas yang sangat mumpuni. Mengapa Bali sebagai pilihannya?Â
Bisa jadi karena alasan sekaligus ada nuansa kampanye yang sarat dengan muatan keteladanan. Setidaknya fenomena kehidupan sosial masyarakat Bali bisa dianalogikan sebagai "Potret Indonesia Mini" yang merepresentasikan interaksi dan dinamika sosial-politik masyarakat Indonesia yang multi etnis, berikut ragam budayanya.Â
Meski demikian, masyarakat Bali ternyata mampu mempertahankan budaya asli (pola pertanian Subak, budaya ngaben, hingga ritual keagamaan) tanpa terpengaruh inviltrasi budaya masyarakat pendatang dari seluruh penjuru dunia.
Karenanya, menjadi penting pernyataan Menko Polhukam Mahfud Md yang mengatakan bahwa aparat TNI dan Polri sudah disiagakan mengamankan rangkaian Presidensi G20 tahun 2022.Â