Semangat kemitraan bisa dimaknai dengan posisi sederajat dalam kerjasama ekonomi yang saat ini diupayakan menggunakan skema pembayaran dengan nilai mata uang masing-masing negara.Â
Sedangkan semangat inklusifitas, bisa dimaknai dengan kebebasan memilih mitra kerjasama antar negara tanpa harus dibelenggu persyaratan tertentu, sehingga tidak ada peluang kebebasan melakukan kerjasama melalui perjanjian perdagangan komoditi tertentu dengan negara tertentu lainnya.
Dibalik mengedepankan semangat kemitraan dan inklusifitas ini, adalah cara pendeklarasian "cita-cita Trisakti Soekarno" yang mencerminkan sebuah negara-bangsa yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan bermartabat secara budaya. Setidaknya visi dan tema yang diusung digelaran G20 2022 ini, menjadi relevan bagi cita-cita seluruh anggota G20 dan negara-negara berkembang lainnya.
Indikator Keberhasilan Presidensi G20
Konferensi Tingkat Tinggi G20 menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia melakukan lobby dan negosiasi mengahadirkan seluruh anggota G20, yang situasinya sedang tidak harmonis dampak terjadinya perang Rusia-Ukraina.Â
Bahkan situasi global juga sedang menghadapi resesi ekonomi karena praktik pemberlakuaan sanksi ekonomi antar negara. Akibatnya, transaksi perdagangan dunia khususnya pemenuhan kebutuhan SDA (gas alam, bahan pokok pangan) antar anggota negara G20 terganggu.
Jika menurunnya aktivitas ekonomi secara yang dialami anggota G20 ini tidak segera ditemukan formula penanganan secara kolektif, maka situasi perekonomian dunia mengalami stagnan secara berkepanjangan, yang situasinya bisa memicu terjadinya resesi ekonomi secara global.
Indicator keberasilan Indonesia sebagai presidensi G20 dinilai dari keberhasilan melakukan lobby politik untuk mempengaruhi dan berhasil menghadirkan seluruh anggota G20 yang sebagian anggotanya sedang menghadapi masalah akibat perang Rusia-Ukraina. Selain itu, indicator keberhasilan lainnya adalah kemampuan dalam merumuskan hingga tercapainya kesepakatan mengenai kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional.
Strategi Lobbi dan Media NegosiasiÂ
Syarat utama agar lobby politik bisa berhasil secara efektif, dibutuhkan "modal dan strategi politik" serta wujud "keteladanan politis pemerintah Indonesia" yang bisa dijadikan kebanggaan dan contoh.Â
Mengenai modal dan strategi politik yang diterapkan, bisa dilakukan dengan memainkan posisi tawar praktik kebijakan politik perdagangan luar negeri (ekspor-impor). Posisi tawar dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku pangan (CPO, bahan rempah, dllnya) dan tambang (Batubara, Nikel, Timah, Bauksit, tembaga, dllnya) untuk keberlangsungan industry yang dikembangkan oleh negara anggota G20.