Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pesan Moral dan Cermin Sejarah Memilih Kontestan Pilkada

23 Oktober 2020   16:50 Diperbarui: 24 Oktober 2020   19:16 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidaklah berkah dengan segala yang diperoleh, karena Tuhan tidak pernah tidur, selalu mendengar doa-doa kaum tertindas akibat perbuatan curang. Kemewahan saat berkuasa, akan mewariskan malapetaka bagi keturunan dan keluarga terdekatnya kelak.

Sejumlah uang dengan nilai relatif memang dibutuhkan masyarakat dengan kondisi tertentu. Akan tetapi, jangan ajari mereka melakukan perbuatan tidak etis, sebagai bentuk lain praktik suap, sehingga menciderai martabat dan harga diri mereka.

Andaikata calon tersebut memenangkan kontestasi, sejatinya kepemimpinannya sedang ditopang sebagian masyarakat yang bermental pragmatis, oportunis, tidak bermoral, dan tidak punya harga diri akibat perbuatan yang dilakukannya sendiri.

Karenanya, selama memimpin sebagai kepala daerah, setiap waktu warga masyarakatnya akan menagih janji yang pernah diucapkan. Mereka memanfaatkan dan memainkan momentum itu untuk menggalang resistensi public melawan kebijakan politiknya.

Pesan Moral Kontestan Terpilih

Limpahan potensi sumberdaya alam di tempat saudara memimpin, bisa paradoks antara "Berkah atau Musibah" bagi masyarakat itu sendiri. Untuk memastikan potensi tersebut menjadi berkah, dibutuhkan kemampuan seorang kepala daerah yang bijak, adil, tegas dan kreatif-inovatif.

"Memimpin adalah menderita" sebagaimana kata bijak H. Agus Salim. Memang, tidaklah mudah menjadi kepala daerah dalam sebuah negara-bangsa Indonesia yang pluralis-demokratis ini, jika tidak sabar menghadapi persolan berdimensi multi-perspektif.

Patut menghayati kata bijak KH. Ahmad Dahlan "Jangan suka menempatkan seseorang pada posisinya, tapi tempatkanlah diri saudara terlebih dahulu pada posisi yang benar". Pesan moral ini bisa ditafsirkan "Buktikan keteladanan lebih dahulu, sebelum menyuruh bertindak seperti yang dirimu harapkan".

Bersiaplah untuk bersikap dan bertindak menyimpang. Menjadi pembeda dengan kepala daerah umumnya, karena sudah berhijrah, memutuskan berbuat tanpa harus mengadili, merendahkan, menyalahkan lawan politik atau kelompok/institusi yang menjadi seterumu.

Kelak, kesabaran dan ketabahanmu selama memimpin, menjadi ujian kesejatian sesungguhnya. Ketika menjalankan tugas sebagai kepala daerah, lakukan seperti pesan dalam bait puisi sastrawan WS. Rendra, yang digubah menjadi bagian lirik lagu "Paman Doblang" seniman Iwan Fals :

Kesadaran adalah Matahari, adalah Matahari, .........  
Kesabaran adalah Bumi, adalah Bumi, .........  
Keberanian menjadi Cakrawala, .........  
Dan, Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.

Tetaplah menapak Bumi, selalu dengar dan rasakan makna dibalik desah suara nafas mereka mewakili keluh-kesah dan kebahagian wargamu dengan sabar dan takzim, siapapun latar belakang mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun