Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengkritik dan Melawan Penguasa: Soe Hok Gie Intelektual Keturunan Tionghoa

30 September 2020   23:39 Diperbarui: 1 Oktober 2020   16:14 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tafsir kata bijak Gie itu, bisa dimaknai dengan sebuah kritik dan otokritik kepada para mahasiswa yang mengklaim sebagai aktivis, tetapi prilaku, mentalitas dan orientasi politiknya dicurigai bisa dengan mudah berubah pada saatnya.

Cukup banyak para mantan demonstran parlemen jalanan yang mendeklarasikan sebagai aktivis pro-demokrasi, berhasil merapat di eksekutif karena dikasih, maupun Legislatif dengan upaya dan dukungan komunitas dampingannya.

Sesungguhnya fenomena politik para aktifis mahasiswa Angkatan 66, telah terulang kembali di era Orde Reformasi. Perbedaannya hanya soal waktu saat bergabungnya para aktifis mahasiswa itu menjadi bagian dari sistem politik pemerintah penguasa.

Mengapa Soe Hok Gie merasa wajib dengan tindakannya kepada kawan sejalannya itu, karena untuk mengingatkan dan mengajak untuk tetap konsisten dengan cita-cita awal pergerakan, sebagaimana kata bijak yang ditulisnya :

"Bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru, mereka harus bisa bebas dari segala arus masyarakat yang kacau. Tapi mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya. Yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya, apabila keadaan telah mendesak. Kaum intelegensia yang terus berdiam di dalam keadaan yang mendesak telah melunturkan semua kemanusiaan".

Tafsir kata bijak di atas, sesungguhnya ingin mengajak sesuai harapannya, bahwa tugas utama seorang intelektual harus mampu berfikir dan berbuat dengan bebas dalam mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat dari ketidak-tahuan mereka.

Jika mereka sadar akan kebingungan masyarakat, tetapi tidak berkehendak membantu mereka karena ketidak-bebasnya demi mempertahankan kenyamanan posisi jabatan yang diduduki, maka jati dirinya sebagai manusia yang berpengatahuan menjadi sia-sia.

Perlawanan Gie tidak hanya protes dan demonstrasi turun jalan, tetapi dilakukan dengan cara menulis artikel opini di beberapa media massa Harian KAMI, Kompas, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya.

Apa yang dirasa-citakan itu, tertuang dalam tulisan kata bijaknya :

"Saya mimpi tentang sebuah dunia dimana ulama, buruh, dan pemuda bangkit dan berkata, "stop semua kemunafikan! Stop semua pembunuhan atas nama apapun". Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik".

Memaknai kata bijak di atas, sesungguhnya Gie sangat merindukan sebuah Indonesia yang benar-benar bisa memaknai kebhinekaan dalam arti yang sebenarnya. Menempatkan manusia pada tempat paling mulia, tanpa harus memandang latar belakang siapa mereka secara tendensius.

Sesungguhnya, sebuah negara bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh, sudah seharus dan selayaknya mampu menjaganya secara bergotong-royong, tanpa melihat dan membedakan ragam etnis dan latar belakang politik setiap manusia sebagai warga Indonesia.

Tipikal Soe Hok Gie melakukan kritik dan melawan penguasa, dilakukan dengan model praksis, dikuatkan dan dikemas dalam bentuk opini tulisan. Sosok dirinya merupakan intelektual sejati, berani melawan arus jika diperlukan, dan konsisten dengan apa yang diucap dan ditulis, selanjutnya diwujudkan dengan tindakan secara konkrit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun