Mohon tunggu...
Fiksi Islami

Ikhtiar dan Berdoa

2 Agustus 2018   12:24 Diperbarui: 2 Agustus 2018   12:31 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau pun kayra belum berhasil menjadi dokter lebih baik kayra coba untuk mencari pekerjaan siapa tau setelah kayra bekerja kayra akan menjadi seorang pengusaha.

Aku mencoba merenungi setiap perkataan dan masukan mereka, aku pun sadar bahwa keterpurukan itu salah besar akhirnya aku kembali bangkit semangatku kini mulai dari nol kembali. Tanpa mereka mungkin aku takkan pernah sadar dari keterpurukan dan tidak akan kembali bangkit. Memang yang di katakan orang tua itu benar beruntung sekali aku mempunyai mereka yang selalu memberikanku semangat dan motivasi.

 

" Kehidupan itu seperti roda berputar tak selamanya berada di bawah, sekarang gagal belum tentu masa yang akan datang menjadi orang yang berhasil jadi ayo bangkit jangan terpuruk terus "

Semangat baru : Mencari pekerjaan

Aku belajar dari keterpurukan dari dua kegagalan bahwa hidup itu harus terus berjuang, tanpa berjuang tak akan menghasilkan apa-apa. Meskipun aku gagal menjadi dokter tetapi itu bukan akhir dari segalanya. Aku memutuskan untuk mencari pekerjaan aku melamar kesana kemari di sebuah pt pt besar telah banyak sudah aku melamar, untuk hasilnya aku pun tidak tahu.

Satu minggu lamanya aku menunggu hasil aku melamar kerja. Siang itu dari beberapa banyak lamaran yang aku lamar cuma hanya satu yang mendapat panggilan aku diminta untuk mengikuti tes kerja. Aku mengikuti semua yang ada di dalam tes, satu persatu aku kerjakan soal itu sampai selesai. Akhirnya aku selesai mengikuti tes, hasilnya akan di umumkan saat itu juga. Jantungku mulai berdegup kencang, keringat bercucuran aku merasa khawatir dengan hasilnya aku takut kalau aku gagal lagi. Pada akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi aku gagal, rasanya seperti jatuh dari langit ke 7. Aku pergi dari tempat itu dengan rasa kecewa hancur sudah hatiku. Aku putuskan untung pulang.

Sesampainya di rumah

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

Tiba-tiba orang tuaku menanyakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun