Mohon tunggu...
Khurin Naili Izzah
Khurin Naili Izzah Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ANAK PANTI

25 Mei 2015   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:37 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dingin yang menggigit, membuatku enggan bangun dari tidur, apalagi pergi ke kamar mandi, tak henti-hentinya ibuku menelpon mengingatkanku sholat Shubuh, Langit mulai cerah dan matahari malu-malu memunculkan sinarnya. Ku lirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 5. Aku Melanjutkan menarik selimut Tiba-tiba Gadgetku berdering lagi.
Kak Kiki,,,, kakak kapan kesini? Aku kangen sama kakak,,aku ingin cerita banyak sama kakak,,kata ibu lisa kakak sibuk di kota,,, kalau pulang ke desa jangan lupa mampir ke panti ya,,,Salam rindu dari Dana.
Ah, sudah lama aku tidak mengunjungi panti itu. Mendengarkan cerita mereka, celoteh mereka, melihat senyum mereka, melihat kejailan mereka, yang sebenarnya banyak masalah yang menimpa keluarga mereka. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda ada Nia yang ditemukan Ibu Lisa, pemilik panti asuhan, terlantar dan menangis kelaparan di pinggir sungai. Ketika diselidiki ternyata kedua orang tuanya bercerai dan menelantarkannya. Nia sebenarnya anak yang cerdas dan berbakat namun di usia 7 tahun dia merasa bersalah dan merasa menjadi penyebab perceraian kedua orang tuanya. Nia menjadi anti sosial dan mengalami trauma yang sangat dalam namun Ibu Lisa dengan sabar mengasuhnya.
Pertama kali aku mengunjungi panti Ibu Lisa. Mereka masih berusia 7 tahun,
ke Tak terasa tujuh tahun berlalu mungkin saat ini mereka sudah mulai dewasa semenjak kejadian kecil diantara mereka. di suatu siang, mungkin waktu itu mereka berusia sekitar 7-8 tahun, aku mengajak anak-anak -Dito, Angga, Afika, Dana, Nia dan yang anak panti lainnya- pergi ke taman bermain, setelah lelah menghabiskan waktu dengan bermain-main, seperti biasa aku bercerita tentang kisah-kisah ilmuan islam yang terkenal seperti Ibnu sina, Ibnu Kholdun, Al-Farabi, Al-Ghozali, berharap kelak mereka bisa menjadi orang-orang yang hebat, aku bersemangat karena mereka antusias mendengarkan ceritaku, kecuali Nia, yah aku tau dan sangat faham dengan wataknya, dia sangat anti sosial, egois, dan bahkan tidak punya hubungan yang baik dengan teman-temannya karena keadaan keluarganya yang membuat sikapnya menjadi seperti itu.
“ada yang tau ilmuan Islam yang bernama Ibnu Sina?” tanyaku pada mereka
Mereka menggeleng
“Ibnu Sina adalah salah seorang ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal, dia juga dikenal sebagai bapak kedokteran...”
“aku nanti mau jadi dokter kak,, kayak Ibnu Sina,,,” kata Dana antusias
Namun tiba-tiba Nia melempar batu ke arah kepala Dana, sampai-sampai pelipisnya berdarah, anak-anak kaget dan syok karena melihat darah mengalir dari pelipisnya, namun Ibu Lisa dengan sabar dan telaten menenangkan mereka dan menasehati Nia. dan tidak lama keadaan menjadi normal kembali, namun pesan dari Ibu Lisa yang tidak pernah kulupakan.
“jika anak-anak diberikan pengaruh yang positif maka anak akan menjadi anak yang baik dan terarah jika anak diberikan pengaruh yang negatif seperti salah pergaulan atau ada orang yang mendukungnya melakukan hal-hal negatif maka anak akan menjadi anak yang berperilaku negatif seperti mengganggu orang, egois dan lain-lain.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun