Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Keladiku Makin Menjadi-jadi

14 Januari 2021   12:08 Diperbarui: 14 Januari 2021   12:12 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi tanaman Keladi dari Pexels dotcom

Agar rerumputan liar tidak lekas tumbuh lagi dalam semalam, pesan kami kepada Pak Kebun jelas, "Pangkas sampai seminim mungkin". Pak Kebun freelancer itu pun bekerja dengan giat. Ia membabat alas, lalu mengumpulkan rongsokan hijau itu ke dalam karung untuk kemudian dibuang.

Kinerja Pak Kebun layak dipuji. Sangat bagus, patuh pada pesan kami. Semua tumbuhan yang meliar itu dicukur rata. Seperti tukang cukur mobile yang kerap nangkring di bawah pohon mana pun. Pekarangan rumah kami serentak jadi resik dan asri. Cepak kayak model rambut militer.  Termasuk dua rumpun anakan Keladi itu. Arrgghh! Huhuhu. Mereka lenyap entah ke mana.

Situasi cuaca masih betah menghadirkan hujan, menjadi berkah tersendiri. Dalam hitungan beberapa minggu setelahnya, eh anakan Keladi itu nongol lagi! Mula-mula rumpun sang adik. Kemudian disusul rumpun si kakaknya. Dan, terjadilah hal yang luar biasa mengejutkan. Di dekat sang kakak, tumbuh adik baru.

Ini  foto yang memperlihatkan sang kakak tertua tumbuh di dekat adik keduanya. Jaraknya teramat dekat dibandingkan adik pertama. Kelihatannya disebabkan karena sang kakak ingin memberikan perlindungan sebagai adik kandung. Sosuit kan, ya?

Anakan tanaman Keladi di pekarangan rumah (Dokumentasi pribadi Ang Tek Khun)
Anakan tanaman Keladi di pekarangan rumah (Dokumentasi pribadi Ang Tek Khun)
Wow! Kini mereka jadi bertiga, tampil sebagai "balita" cantik-cantik. Hati ini jadi riang tak kepalang. Sambil saya memutar otak, apakah mereka sebaiknya diadopsi ke dalam pot. Atau, dibiarkan saja, pura-puranya tanaman liar. Ada enggak nih saran dari pembaca untuk saya mengenai hal ini?

Pengalaman ini hanya menggaris-bawahi atau memperkuat kisah. Bahwa Keladi itu ibarat kucing yang selama ini dikenal sebagai hewan dengan banyak nyawa. Eh, atau sebaliknya ya. keluarga kucing-lah yang meniru Keladi yang tak lekang dibabat habis?

Saat jurnal ini dipublikasi di Kompasiana, tinggi tubuh anakan Keladi ini masih sekitar 10-an cm. Tumbuh baru setelah dibabat habis. Oya, ada yang pengin melihat penampakan adik kedua? Boleh, boleh. Nikmatilah kehijauannya.

Adik kedua Keladi di pekarangan rumah (Dokumentasi pribadi Ang Tek Khun)
Adik kedua Keladi di pekarangan rumah (Dokumentasi pribadi Ang Tek Khun)
Emejing, kan? Sampai di sini kiranya Anda bisa dibuat mendapat insights mengapa Keladi bisa bertahan lama. Dalam waktu yang panjang, melewati segala masa dengan kuat. Baik tahun-tahun normal penuh senyum, maunpun tahun-tahun sulit saat virus Covid-19 melanda membawa senyum was-was.

Jadi, sudah pada paham, kan? Untuk tahun 2021 ini saya meyakini bahwa Keladi ini akan tetap bersinar. Ia akan meneruskan kharisma jayanya di tahun lalu. Sebab ia ingin memberi tahu manusia bahwa dalam hidup ini dibutuhkan elan vital, daya hidup, spirit juang yang pantang menyerah seperti dirinya. Agar kuat melewati masa sesulit apa pun.

Lihat, betapa siapa yang tidak akan jatuh cinta padanya? []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun