Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

The Kaldera, Pintu Millennial Tourism di Toba

24 Agustus 2019   23:37 Diperbarui: 25 Agustus 2019   01:39 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Kaldera, Danau Toba (Foto: @angtekkhun1)

Sebut saja, raksasa itu sedang tidur. Tingginya tak kurang dari 100 km dengan lebar 30 km, dan "gemuk" tubuh 1,6 km. Ia rebah di bentang alam bernama pegunungan Bukit Barisan. Dalam pelukan erat tujuh kabupaten, di Provinsi Sumatera Utara. Ketujuh kabupaten itu adalah Simalungun, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir.

Mari tantang imajinasi Anda untuk terbuka takjub. Luas Danau Toba adalah 1.130 kilometer persegi. Menjadikannya sebagai danau terluas di Asia Tenggara. Sebagai pembanding, Anda bisa menengok negara Singapura. Berapa luas negara tetangga kita itu? Tak lebih dari 716 kilometer persegi.

Raksasa ini juga tercatat sebagai danau terluas di dunia yang terbentuk dari erupsi gunung berapi. Tak pelak, namanya diabadikan di Guinness World Records. Yup, Danau Toba terbentuk karena letusan gunung berapi yang memuntahkan sekitar 2.800 km kubik material letusan.

Penampakan Danau Toba dari dalam Hotel Inna Parapat (Foto: @angtekkhun1)
Penampakan Danau Toba dari dalam Hotel Inna Parapat (Foto: @angtekkhun1)
Bukan hanya "genangan air". Raksasa ini juga pandai berlekuk tubuh. Di tengah danau, terdapat pulau bernama Samosir dengan luas 630 km. Tak hanya gundukan tanah. Di Pulau Samosir, kita bisa menemukan beberapa desa dengan wisata alam luar biasa, sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kelas dunia.

Namun, kisah raksasa ini agak membelok dari takdir yang disandangnya. Terkesan, ia menyukai lelap atau menggeliat. Hm, memang sih setiap makhluk memiliki siklus tidur dan bangun. Raksasa yang ini, terasa enggan untuk bangkit dari kasurnya. Bak anak muda yang belum menuntaskan kantuknya seusai begadang panjang bermain online games.

Namun, kini ia sedang dibangunkan. Tubuhnya dijelajahi. Berkali-kali. Tak cukup hanya oleh seorang Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia. Melainkan juga oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungan panjang belum lama berselang, Presiden bahkan membawa rombongan menteri dan tim untuk bermalam.

Danau Toba dalam Bingkai Pariwisata

Sejak bergulirnya Kabinet Kerja I (Joko Widodo), Presiden mengekspresikan komitmen tegasnya selaku Chief Executive Officer (CEO) puncak, untuk mengusung ranah pertanian, kelautan, dan pariwisata. Melalui perpanjangan tangan orang pilihan, Menteri Arief Yahya, pariwisata  bergerak melesat. Melejit ke puncak-puncak kiprah.

Memotret Danau Toba dari meja sarapan pagi di Hotel Inna Parapat (Foto: @angtekkhun1)
Memotret Danau Toba dari meja sarapan pagi di Hotel Inna Parapat (Foto: @angtekkhun1)
Danau Toba jelas adalah kawasan yang masuk dalam lirikan tajam. Ia bergabung dalam daftar prestisius 10 Destinasi Baru yang akan dikembangkan, yang dikenal dengan nama branding "10 Bali Baru". Lainnya ada Borobudur, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Labuan Bajo, Mandalika, Wakatobi, dan Morotai.

Kini, jelang bergulirnya Kabinet Kerja II (Joko Widodo), Danau Toba masuk dalam kelompok elite 5 Destinasi Superprioritas. Bahkan Presiden dan Menteri Arief Yahya tak segan-segan memberinya predikat dan perlakuan dalam kategori Superclass.

Superclass: 28 Destinasi Dalam 4 Klaster

Pilihan yang layak. Kawasan Toba itu memang keren! Danau Toba itu memang amazing. Tak kurang dari 28 titik telah terpetakan sebagai area unggulan yang akan menjadi bagian dari kisah bangkit dan bersoleknya raksana ini menyongsong dirinya berdiri dalam jajaran kawasan superdunia.

Masih segar dalam ingatan kita, belum lama berselang dalam berbagai pemberitaan media massa. Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana, serta rombongan menteri dan pejabat terkait, hadir di Sipinsur Geosite, Desa Parulohan, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Pemandangan dengan latar Kaldera Amphitheater di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Pemandangan dengan latar Kaldera Amphitheater di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Di geosite ini, Presiden menyimak paparan Rencana Pengembangan Quickwin Daerah Sipinsur. Presiden menjelaskan, kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatera Utara dalam rangka memutuskan perencanaan pengelolaan Danau Toba sebagai sebuah destinasi wisata yang berkelas dunia.

"Brand-nya harus diangkat sehingga betul-betul menjadi sebuah tempat yang wajib untuk dikunjungi," kata Presiden Jokowi. Setelah dilihat secara detail, menurut Jokowi, ada 28 destinasi wisata di wilayah sekitar Danau Toba yang terdiri dari wisata sejarah, budaya, air, dan alam. "28 kalau di klaster jadi empat," ujar Presiden.

The Kaldera Nomadic Escape

Dalam kunjungan itu, salah satu spot epik yang menjadi bahan perbincangan adalah saat Presiden dan Ibu Negara menyempat diri untuk diabadikan melalui foto dan video di area cantik "Nomadic Escape" bernama The Kaldera.

Salah satu area untuk pertemuan di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Salah satu area untuk pertemuan di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Saat menginjakkan kaki di surga kecil bernama The Kaldera minggu lalu, langkah saya dibuat melambat. Kamera HP saya bekerja lebih cepat, seolah mengejar kedipan mata. Di ujung kunjungan, kami duduk dan menatap ke arah yang sama. Duduk di lokasi Presiden dan Ibu Negara duduk. Memandang jauh ke depan, menemukan kabut, pepohonan, dan bentang Danau Toba.

The Kaldera belumlah beroperasi. Namun, bila Anda membuka Google Maps, sebagaimana saya membukanya saat ini, Anda sudah menemukan 52 review dengan nilai rating 4,7 bintang. Di sana, Anda dapat membaca "rasa" yang dituangkan oleh Jenris Manurung, seorang Google Local Guide.

"Destinasi wisata kelas dunia di Danau Toba, The Kaldera. Dengan mengusung tagline Toba Nomadic Escape, The Kaldera merupakan destinasi terbaik untuk menikmati Danau Toba karena berhasil menggabungkan atraksi dan amenitas," tulisnya.

Tenda-tenda telah menanti kedatangan Anda di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Tenda-tenda telah menanti kedatangan Anda di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
"The Kaldera memberikan pilihan-pilihan terbaik buat para wisatawan untuk urusan amenitas. Wisatawan memiliki banyak pilihan. Ada Bell Tent yang berjumlah 15, ada 2 Bubble Tent, 2 Cabin, juga Ecopod. Semuanya menawarkan pengalaman yang berbeda. Dan ini menjadi keunggulan The Kaldera," lanjutnya.

Ya, dikawasan The Kaldera akan tersedia tenda besar yang "mewah", kabin tembus pandang untuk menyergap panorama, serta homepod. Tentu saja segera dilengkapi dengan kafe!

Cakupan The Kaldera akan membuat Anda terkagum-kagum, meliputi:

  • Kaldera Hill
  • Kaldera Plaza
  • Kaldera Stage
  • Kaldera Amphitheater
  • Coffee Centrale
  • Nomadic Cabin
  • Nomadic Bubble Tent
  • Nomadic Bell Tent
  • Nomadic Ecopod
  • Nomadic Caravan Park

Siapa yang akan menolak tawaran menginap di kabin The Kaldera? (Foto: @angtekkhun1)
Siapa yang akan menolak tawaran menginap di kabin The Kaldera? (Foto: @angtekkhun1)
Keunggulan lain The Kaldera, tutur Jenris Manurung, adalah posisinya yang berada di ketinggian 1390 mdpl. Hal itu menawarkan pemandangan Danau Toba yang sangat eksotis. Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), pengelola The Kaldera, sedang memikirkan konsep untuk menambah spot atau kenyamanan bagi anak-anak dan lansia.

Di The Kaldera, minggu lalu itu, untuk kali pertama saya memotret 360. Mengitari kawasan ini. Bersama ulasan saya, Anda bisa menemukannya hasil foto saya di Google Maps titik The Kaldera. Lalu, melalui perjalanan mobil yang tak seberapa lama, kami dibuat terpaku di spot bernama Kaldera Sunset Hill (sesuai nama di Google Maps).

Homepod asyik di balik pepohonan di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Homepod asyik di balik pepohonan di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Di titik yang masih alami ini, kami tak berhenti berdecak kagum. Semilir angin, desau pepohonan, gerak kabut, dan panorama Pulau Samosir yang pampang, teramat memanjakan mata. Di sana, kami menemukan sebuah pohon tumbang. "Bahkan pohon tumbang pun, sebuah keindahan yang  luar biasa!" gumam saya. Saya mencium patahan pohon itu. Segera hidung saya menjemput aroma yang tak terkira wanginya. Saya merekamnya dalam-dalam melalui pancaindra, sebelum rembang petang tiba dan mengharuskan kami untuk kembali.

The Kaldera, Menjemput Era Millennial Tourism

Dalam paparan di event Millennial Tourism Corner yang berlangsung di Yogyakarta (20/8/19), Menpar Arief Yahya mengungkapkan satu "dosa pariwisata" Indonesia. Dengan lugas, di antara beberan materi tentang "era digital" atau Tourism 4.0, Arief Yahya mengaku pariwisata Indonesia belum dirancang secara khusus untuk turis milenial.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Millennial Tourism Corner, Yogyakarta (Foto: @angtekkhun1)
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Millennial Tourism Corner, Yogyakarta (Foto: @angtekkhun1)
Apa itu "turis milenial"? Dalam bahasa sederhana, pasar dunia akan didominasi oleh kelompok wisatawan yang masuk dalam kategori Generasi Milenial. Mereka rata-rata berusia antara 18 tahun hingga 34 tahun, atau lebih dikenal dengan Generasi Y. Salah satu ciri utama para Millennial Travellers ini adalah memiliki kesenangan untuk berpetualang atau travelling.

Perubahan ini menjadi tantangan besar bagi para pelaku bisnis pariwisata untuk segera menyesuaikan model bisnisnya, agar selaras dengan tuntutan pasar. Sebagai konsekuensi hadirnya era digital, semua hal akan serba digital. Butuh kecepatan, kelengkapan data dan informasi, serta praktis dan serbamudah. Itu sebabnya mereka lebih suka menggunakan jasa perjalanan wisata berbasis aplikasi.

Sihir Danau Toba bagi mata di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Sihir Danau Toba bagi mata di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Dalam salah satu bagian paparan di CEO Message ke-62, Menpar Arief Yahya juga melihat urgensi Tourism 4.0 di Indonesia ini dari perspektif konsumen. Kenyataan perilaku konsumen yang sudah sangat digital dan semakin dominannya Millennial Travellers dalam komposisi wisatawan mancanegara (wisman) kita.

Diungkap oleh Arief Yahya, sekitar 70% travellers itu Search dan Share-nya sudah melalui digital. Lebih dari 50% inbound travellers kita adalah milenial yang digital savvy. Mereka adalah segmen yang penting karena tak hanya ukuran pasarnya besar dan terus bertumbuh, tapi juga influencing power-nya luar biasa (Big and Loud).

Sebagai gambaran umum dunia, di Tiongkok kaum milenial akan mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta wisatawan, Vietnam 26 juta anak muda, Thailand 19 juta, dan Indonesia mencapai 82 juta generasi milenial.

Memandang Danau Toba dari The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Memandang Danau Toba dari The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)
Wisatawan milenial akan bertumbuh pesat, menjadi pasar utama. Diproyeksikan pada 2030, pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial. Turis rentang usia 15 hingga 34 tahun ini akan mencapai hingga angka 57 persen. Kegemaran mereka jelas, tidak terbantahkan. Suka berwisata, travelling, suka berpetualangan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Jelang Berpisah

Di kawasan Bandara Silangit, sebelum masuk ke ruang check in untuk pulang ke Yogyakarta, saya menjumpai beberapa kelompok anak muda berwajah Asia. Mereka baru saja landing dan keluar dari gedung bandara. Mereka terlihat antusias, meski tampak asing dengan situasi.

Itu pemandangan terakhir saya sebelum terbang pulang. Saat Danau Toba "belum apa-apa", ketika promosi belum gencar. Saat The Kaldera masih berbenah untuk menuju Grand Opening. Namun saya bisa membayangkan, sebuah pintu imajinatif sedang mengintip untuk dibuka.

"Welcome to our beloved country!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun