Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Saya, Metode, dan "Telmi" Statistik

22 Maret 2019   02:22 Diperbarui: 22 Maret 2019   08:38 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, saya belajar memahami perbedaan Validitas dan Reliabilitas. Validitas berbicara tentang keakuratan, sementara Reliabilitas berkenaan dengan konsistensi alat. Sebagai contoh, alat timbang badan haruslah dapat mengukur beban 60 kilogram sebagai 60 kilogram. Validitas tidak bisa menerima alat yang mengukur seseorang dengan berat badan 60 kilogram tetapi yang dimunculkan adalah 59 kilogram.

Bagaimana dengan Reliabilitas? Ini lain lagi ceritanya. Artinya, alat tersebut konsisten dalam melakukan pengukuran, dari waktu ke waktu. Mengambil contoh yang sama, sebuah alat timbang badan tidaklah masuk akal menimbang orang yang sama tetapi mengeluarkan hasil yang berbeda setiap beberapa saat. Kecuali, yang bersangkutan berhasil menyantap lima porsi sarapan sebelum ditimbangkan pada jam berikutnya.

Hal lain yang krusial, adalah soal tingkat kepercayaan atau margin error. Alat tes tidak pernah menjanjikan kemutlakan pada dirinya. Selalu ada angka rentang ragu, yang membuat hasil akhir bisa bergeser maju atau mundur, naik atau turun. Itu sebabnya, narasi tentang sebuah hasil tes selayaknya tidak menggunakan kata-kata atau diksi yang bisa dimaknai sebagai kemutlakan.

Hal lain selain itu, saya agak mengerti bahwa bagian yang utama dalam paparan sebuah penelitian, sebenarnya bukanlah angka atau hasil akhir. Melainkan apa-apa yang terpapar di sekujur tubuhnya. Isi dari kisi-kisi yang dibuat, justru lebih menarik untuk ditelusuri. Ya, kan?

Hasil atau angka akhir hanya akan membuat yang membacanya tersenyum atau tersedak, mampu tidur pulas atau terdorong untuk mengayunkan tongkat. Namun, menelusuri sekujur tubuhnya akan membuat kita kian pandai. Lekak-lekuk yang mengungkap bagian-bagian tertentu, akan memperkaya kita. Bukankah begitu?

Mana Edukasinya?

Nah, akhirnya kita sampai di sini! Jadi, yang berkaitan dengan Metodologi Penelitian dan hasilnya, bukanlah perbincangan yang mudah. Itu sebabnya dalam sajian hasil penelitian, biasanya disebutkan hal-hal yang mendasar seperti yang masih tersisa dalam ingatan saya di atas. Namun, mencantum ini-itu tersebut, yang kerap diketikkan dengan huruf (teramat) kecil, sudah memadai?

Dari sekian banyak lembaga survei yang pernah menelurkan hasil penelitian, baik yang menghebohkan maupun yang dianggap abal-abal, berapa di antaranya, atau adakah pihak-pihak lain, yang pernah atau rajin berbagi pengetahuan dan memberikan edukasi terkait ke masyarakat awam? Saya ragu. Namun, bisa saja saya yang kurang baca sehingga tidak menjumpainya.

Jadi, apabila di periode krusial atau rentan harga diri muncul buih-buih cakap hasil survei yang tampak berlebihan, tidak salah juga sih apabila kita ikutan tertawa. Namun saya berpikir, jangan-jangan tertawaan itu juga tertuju pada diri kita sendiri. {}

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun