Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ewako Masako! Membingkai Menu Favorit Keluarga Jadi Kuliner Warisan

9 Maret 2017   08:17 Diperbarui: 9 Maret 2017   08:21 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keunggulan Masako (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Keunggulan Masako (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Era yang berubah dengan profil keluarga yang mirip keluarga kami, telah mengubah peran bumbu instan bak Pahlawan dari Negeri Dapur. Dengan pemakaian yang tidak berlebihan yang wow, maka kebutuhan naluri akan rasa kelima (Umami) selain manis, asin, asam dan pahit, yang lazim kita sebut “gurih”, akan terpenuhi.

Masako kemasan ekonomis terpajang di salah satu swalayan di Yogyakarta (Foto: angtekkhun)
Masako kemasan ekonomis terpajang di salah satu swalayan di Yogyakarta (Foto: angtekkhun)
Isu, Kecemasan, dan Proporsi

Berkenaan dengan pemakaian bumbu instan ini, yang kerap menjadi bahan perbincangan tanpa dasar selain “katanya”, saya merangkum tiga kecemasan yang muncul, yaitu: Siapa yang memproduksinya, apakah bahan yang digunakan halal, dan apa dampak sampingnya?

Mari kita urai satu per satu. Pertama, Masako dan teman-temannya, seperti tepung bumbu Sajiku, saus Saori, mayonnaise Mayumi dan Monosodium Glutamate (MSG) yang lazim kita kenali dalam kelompok produk Horeka (hotel, restoran, katering), adalah bagian dari produk PT Ajinomoto Indonesia. Melalui filosofi “Eat Well, Live Well”, selama hampir 60 tahun Ajinomoto telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari keluarga Indonesia.

Pakaian kebanggaan departemen ini di pabrik Mojokerto (Foto: angtekkhun)
Pakaian kebanggaan departemen ini di pabrik Mojokerto (Foto: angtekkhun)
Kualitas dalam berproduksi Ajinomoto tak diragukan lagi, sangat tercermin melalui keterbukaan manajemen bagi kunjungan masyarakat untuk melihat langsung pabriknya, sebagaimana sebagian dari Kompasianer telah berkesempatan hadir di Mojokerto beberapa waktu yang lalu. Standard teknis tertinggi adalah pilihan utama. Itu menjadi ciri khas industri level dunia. Sertifikasi ISO adalah atribut nyata yang bisa ditunjukkan oleh manajemen.

Beragam jenis produksi Ajinomoto (Foto: angtekkhun)
Beragam jenis produksi Ajinomoto (Foto: angtekkhun)
Filoosoofi, Nilai-nilai Perusahaan, dan Nilai-nilai SDM terpajang di pabrik Mojokerto (Foto: angtekkhun)
Filoosoofi, Nilai-nilai Perusahaan, dan Nilai-nilai SDM terpajang di pabrik Mojokerto (Foto: angtekkhun)
Sertifikat ISO yang berhasil diraih (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Sertifikat ISO yang berhasil diraih (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Kedua, isu penggunaan bahan tidak halal, dengan mudah dibantah oleh pihak Ajinomoto melalui bukti nyata keikutsertaan pabrik ini dalam program sertifikasi halal.

Sertifikasi Halal, lengkap (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Sertifikasi Halal, lengkap (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Ketiga, mengenai dampak atau efek samping yang kerap diisukan, telah menjadi bantahan dalam kajian ilmiah. Dalam tataran praktis, melalui bahasa sederhana, mata kita memang kerap kurang tercelik berkaitan dengan prinsip umum bahwa segala yang berlebihan (over) akan berdampak tidak baik.

Tanpa bermaksud mengacu ke rujukan jauh di seberang lautab, mari kita kembali menoleh ke timun sebagai salah satu bahan utama menu Munpela. Apakah ada yang menyangka bahwa timun adalah bahan yang berbahaya untuk dikonsumsi? Dalam artikel Manfaat Timun dan Efek Sampingnya Bagi Kesehatan misalnya, Anda dapat menemui sejumlah besar manfaat dari konsumsi timun, mulai dari dapat mencegah peradangan, melancarkan pencernaan, serta mencegah dehidrasi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, dalam artikel yang sama, tercatat bahaya samping timun, yang harus Anda tengarai.

Timun pun punya efek samping (Foto: Pixabay)
Timun pun punya efek samping (Foto: Pixabay)
Konsumsi timun disarankan tidak berlebihan, karena dapat menyebabkan “kebotakan atau toksisitas yang disebabkan oleh kandungan kimia dalam buah timun”. Wah!

Jadi secara prinsip, kenali pedoman ini, yang berlaku secara umum: Jangan mengkonsumsi apa pun secara berlebihan, apalagi bila berlangsung jangka panjang. Dan secara logika kita pun selayaknya merasa konyol bila sebuah perusahaan nekat mengusung pernyataan filosofi “Eat Well, Live Well” secara terpublikasi massal bila dalam kenyataan, hal ini tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bukankah begitu?

Oya, sebelum tulisan panjang ini berakhir dan penulis berlalu, mari belajar kosakata “baru” yang terdapat dalam judul. Ewako adalah kata yang dikenali oleh masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Bugis-Makassar, yang menurut Kamus Populer Inggris-Makassar Indonesia-Makassar, berarti “berani” atau “semangat”! Begitu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun