Diterpa isu tak sedap sebelum tirai laga Copa América 2015 dibuka, Cile berhasil meraih kemenangan signifikan pertama dari tekad untuk menapaki singgasana tertinggi ajang Copa America 2015.
Sebelumnya, tulang punggung lini serang Cile, Alexis Sanchez, diberitakan terlibat adu argumen soal eksekusi tendangan bebas dengan sesama pemain timnas, Marcelo Diaz. Pada menit ke-43 pertandingan uji coba melawan El Salvador, Jumat (5/6/),
Sanchez dan Diaz terlihat terlibat dalam berdebat. Sanchez meminta Diaz, sang algojo utama, untuk tidak mengambil tendangan itu.
Usai itu, yang mengemuka adalah tekad Arturo Vidal untuk membawa Cile meraih gelar juara untuk pertama kalinya dengan memanfaatkan momentum Cile sebagai tuan rumah Copa América. “Kami punya tim hebat yang punya tekad kuat. Kami ingin memenangi Copa América dan kali ini merupakan momen terbaik kami,” tegasnya.
Patut diakui ini adalah momentum krusial bagi Cile untuk mengakhiri paceklik gelar dalam sejarah Copa América. Selain keuntungan sebagai tuan rumah, bersinarnya sejumlah pemain terbukti berhasil membawa timnas Cile terus menanjak dan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2014 lalu.
Dan Vidal tak asal ngomong. Momentum gol yang dibuatnya setelah mendapat hadiah tendangan pinalti, berhasil mengurai rapatnya tembok pertahanan Ekuador sehingga membuka jalan Eduardo Narvas untuk menggandakan skor kemenangan bagi "La Roja".
Vidal bermain penuh waktu dan sepanjang laga ia membukukan 67 operan dengan tingkat akurasi 88,1%. Disusul satu dribel sukses, dua tembakan, satu tembakan tepat sasaran serta satu gol. Dengan torehan ini, pemain Juventus yang baru saja berlaga di Liga Champions, diganjar dengan trofi Man of the Match.

"Ekuador beberapa kali menyulitkan kami. Hasil pertandingan ini tidak terlihat spektakuler bagi Cile," ujar Sampaoli. Kokohnya tembok pertahanan Ekuador baru bisa diurai usai Vidal diganjal dan menorehkan gol lewat tendangan pinalti pada menit ke-67.
Sejak itu permainan Ekuador lebih terbuka karena mereka pun hendak mengejar defisit untuk menyamakan kedudukan, sehingga pemain pengganti "La Roja" Eduardo Vargas berhasil membobol gawang Ekuador pada menit ke-84.
Gol Vargas berawal dari "kesalahan" back pass pemain Ekuador dan sehingga dapat dimanfaatkan oleh Alexis Sanchez dan menggiringnya ke arah kotak pinalti. Dalam kejaran dua orang lawan, Sanchez memberikan umpan terobosan kepada Vargas yang kemudian melepaskan tendangan datar ke tiang jauh.