Mohon tunggu...
siti khumairoh
siti khumairoh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Banyaknya Tenaga Kerja Wanita Indonesia dalam Era Globalisasi

10 Oktober 2016   19:35 Diperbarui: 10 Oktober 2016   19:47 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sepanjang tahun pemerintah Indonesia selalu dipusingkan dengan permasalahan TKW. Tidak ada solusi dan kebijakan yang tepat sasaran dan mampu mengatasi permasalahan TKI dan TKW ini. Setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah menuai banyak protes dari banyak kalangan aktivis perempuan, akademis dan pemerhati TKW. 

Sehingga seolah kebijakan yang sudah ada mengambang begitu saja tanpa tindak lanjut, sementara nasib para TKW semakin tragis dan terkesan dibiarkan.hal ini disebabkan karena masalah kultur yang terkontruksi dalam suatu masyarakat, serta harkat dari perempuan itu sendiri terhadap pemberian kesempatan bekerja bagi perempuan, Berbeda dari kaum laki-laki yang mempunyai kebebasan dalam hal mencari dan memilih pekerjaan. Akan tetapi semua ini juga tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang diambil pemerintah baik dalam sektor ekonomi maupun sektor industri.

Tenaga kerja wanita adalah sebutan bagi perempuan warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negri dalam hubugan kerja dalam waktu tertentu dengan menerima upah.globalisasi mendorong perpindahan tenaga kerja antar Negara, penduduk dunia bergerak meninggalkan tanah airnya menuju Negara lain yang menawarkan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi. Di wilayah asia saja pada tahun 1994, tenaga kerja asing(sesama asia)yang mengisi sektor-sektor ekonomi di wilayah tersebut mencapai jutaan dan jumlah terbanyak datang dari Indonesia (800 ribu).

Ambruknya sistem ekonomi lokal menyebabkan banyak perempuan yang di ekspos ke tempat-tempat kerja global guna mencari kehidupan, padahal, secara kualitas, mereka tidak mempunyai skill apapun, kecuali sebagai pekerja kasar dan pembantu rumah tangga. Kesulitan ekonomi, upah rendah dan Keterbatasan lapangan pekerjaan membuat arus urban dan migrant semakin tinggi di Indonesia, karena di wilayah asal mereka yaitu, pedesaan mereka tidak bisa mendapatkan nafkah yang lebih. 

Kondisi ini menyebabkan para perempuan membulatkan tekadnya untuk bekerja ke luar negeri, bagi mereka bekerja di luar negri akan mendatangkan banyak uang dalam waktu singkat, karena gaji yang akan diterima lebih dari 2 juta rupiah per bulan. Melebihi gaji pegawai sipil di Indonesia.

Fenomena banyaknya para tenaga kerja (TKW) menunjukkan bahwa permasalahan kemiskinan itu demikian kronisnya, terbatasnya lahan pekerjaan bagi perempuan di Indonesia menjadikan mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri dengan asumsi mereka hanya ingin mendapatkan pekerjaan dan pengahasilan lebih dari pada yang mereka terima di negeri sendiri. Dan setelah mereka bekerja di luar negeri yang mereka temui justru kekerasan, penyiksaan, pelecehan dan deskriminasi yang tiada henti.

Pemerintah sebagai pelindung dan penanggung jawab masyarakatnya lalai dalam memenuhi kebutuhan warganya, padahal sudah jelas UU menyebutkan bahwa rakyat berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Kondisi kehidupan yang serba miskin ini, membuat para wanita memberanikan diri untuk mencari pekerjaan di luar negeri tanpa bekal pengetahuan dan skill sedikitpun. Karena di negeri sendiri mereka tidak memperoleh lapangan pekerjaan yang menjanjikan. 

Sementara para suami dan ayah mereka dinilai gagal dalam tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban membiayai semua kebutuhan hidup anggota keluarganya. Wanita tidak lagi tergantung penuh terhadap suaminya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, wanita sudah mulai memikirkan pendapatan pribadinya sebagai bentuk peduli materi atas kelangsungan hidup sebuah keluarga.

Upaya pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi dan ketenagakerjaan dilakukan untuk meningkatkan peranan dan partisipasinya dalam pengembangan perekonomian, terutama ekonomi kerakyatan mengingat jumlah perempuan yang masuk kepasar kerja semakin meningkat dan makin terburuknya dunia kerja bagi perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun