"Aja sungkan-sungkan mubeng, aja sungkan-sungkan Jagongan". Demikian Tegas Saminih, S.E selaku Tim Penggerak PKK desa Pesantunan kecamatan Wanasari kabupaten Brebes dalam paparan Potret Desa Pesantunan sebagai Desa Siaga Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) Rabu (15/06).
Bertempat di aula Balaidesa Pesantunan, Saminih memaparkan kondisi riil program KIBBL pada acara kunjungan kerja dari kecamatan Kersana yang dipandegani langsung oleh Camat Kersana, Amanah, S.IP, M.S.I
Hadir pula pada acara itu, perwakilan kader posyandu, pengurus PKK, BPD, LPM, Ketua FKD, tokoh masyarakat dan Pendamping PKH desa Pesantunan.
"Maksud kedatangan kami beserta rombongan adalah tidak lain untuk belajar dan mencontoh desa Pesantunan dalam program KIBBL. Kami sangat tertarik dengan paparan bapak kepala desa Pesantunan saat menjelaskan teknis pelaksaanaan program KIBBL di Pendopo Brebes, beberapa waktu lalu," tutur Amanah.
Amanah beserta rombongan tak menyia-nyiakan kunjungan kerjanya siang itu. Selain mendengarkan paparan langsung dari Saminih selaku Ketua Tim Penggerak PKK, ia juga menyimak langsung sambutan dari Kades Pesantunan.
"Saya bukanlah siapa-siapa. KIBBL bisa berjalan dengan baik di sini, tidak lain karena kami dibantu sepenuhnya oleh para kader posyandu yang luar biasa. Kerjasama semua RT dan RW, bahu membahu membangun kepedulian bersama, terutama dalam rangka mencegah angka kematian Ibu dan Bayi. Begitu juga sinergi dengan semua pihak dan lembaga yang ada, tak terkecuali dengan BPD, LPM, FKD, pendamping desa dan pendamping PKH" terang Moch. Tolibin, Kades Pesantunan.
Membangun kepedulian dan pantang menyerah menjadi kata kunci dalam mensukseskan Desa Siaga KIBBL. Tentu hal itu bukan hal yang mudah, sebagaimana membalikkan kedua telapak tangan. Apalagi membangun kepedulian terhadap ibu hamil yang nota bene bukan keluarga atau saudaranya sendiri.
Saminih juga menuturkan bahwa dalam proses membangun kepedulian KIBBL ia pun sering berdebat dengan beberapa orang yang mungkin kurang memahami bahkan acuh pada program ini. Tak terkecuali dengan ketua RT dan RW. Ia pantang menyerah, berkeliling memberikan penyuluhan dan penyadaran akan arti kepedulian bersama. Bahkan terkadang harus berbagi waktu dengan suami selaku Kades untuk berbagi tugas, berbagi wilayah, memberikan penyuluhan dan wawasan.
Satu persatu, RT demi RT, RW demi RW ia datangi untuk segera dibentuk KIBBL di dalamnya. Sampai akhirnya muncul kesadaran warga untuk berdonasi terhadap  KIBBL. Tiap RT bervariasi, mulai dari 10 hingga 30 ribu. Semuanya sukarela, demi membangun kepedulian bersama. Bahkan para sukarelawan juga bergerak menggalang donasi dari para dermawan di sekitar lingkungannya, seikhlasnya.
Donasi yang terkumpul di masing-masing RW biasanya digunakan untuk membantu keberlangsungan ibu hamil, ibu melahirkan atau bayi yang baru lahir. Tiap kunjungan, biasanya dialokasikan untuk sekedar membeli makanan bergizi yang harganya terjangkau, seperti: telor, kacang hijau, gula merah dan sejenisnya.