Tapi tidak seperti sekarang, orang sudah pada tahu, kalau mba Amanah itu penjual intip goreng keliling. Sehingga para bakul intip mentahan pun pada datang dengan sendirinya, menawarkan intip mentahan dengan kualitas yang bagus.
Secara kasat mata, intip hampir sama, tetapi bagi Mba Am yang telah berpengalaman, bisa membedakan kualitasnya. Apalagi bila terbuat dari bahan dasar dengan jenis beras yang berbeda. Akan tampak hasil intip yang berbeda pula.
Didi, suami Mba Amanah termasuk orang yang kreatif juga. Intip-intip yang sudah digoreng oleh istrinya pun diberi label dengan nama intip "Anika" disertai mencantumkan alamat dan nomor hp yang siap menerima pesanan. Walhasil banyak pula yang memesan intip gorengnya via SMS atau WhatsApp.
Untuk harga pasaran, intip goreng Anika dibagi menjadi dua ukuran. Ukuran bungkus kecil dengan harga 1000 rupiah dan ukuran besar atau super dengan harga jual 5000 rupiah.
"Yang banyak laku di pasaran kebanyakan ukuran yang kecil. Ukuran besar, biasanya kalau ada pesanan tertentu saja," bebernya.
"Alhamdulillah, intip goreng saya, setiap hari rata-rata habis semua. Kalau pun ada sisa, hanya beberapa bungkus saja. Itu masih bisa bisa dijual esoknya lagi, Toh, cuma sedikit. Dan perlu diketahui, intip goreng itu masih bisa bertahan  5-7 hari ke depan. Meskipun rasanya sudah sedikit berbeda,"katanya.
Mba Am, cukup tekun menggeluti dagangan intip gorengnya. Apalagi jualannya terbilang tak terlalu berat. Bahan mentah intip, kini banyak didapat, tinggal piawai menggoreng saja dan ulet berkeliling menjajakannya. Jualannya pun tergolong tak terlalu lama, mulai dari jam 5 sampai jam 10 pagi saja.
Imam Chumedi, KBC-28. (Pendamping PKH Kecamatan Wanasari, Kab. Brebes, Jawa Tengah).