Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bara Api Kebencian

30 November 2020   22:03 Diperbarui: 30 November 2020   22:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Panas jiwa yang membara, membakar api kebencian hingga mengemuka, nodai persaudaraan yang terikat lama, pudar bercerai ke ujung sana.

Hati telah lama mati, menggeroti naluri insani, merubah jiwa yang kosong menjadi bara, membakar diri di sekitar kita. Lenyapkan asa dan cita. 

Tak ada lagi senyum dan sapa. Tak ada lagi jalinan saudara. Semua hangus tersulut jiwa-jiwa yang menganga. 

Masih adakah pemadam panasnya jiwa? Masih adakah seberkas asa peredam bara yang terus menyala? 

Masih. Ya masih ada pemadam jiwa yang terus membawa. Bawakan kepada kami, agar kami sadar, bersama seperti sedia kala. Tak ada canggung, tak ada beban. Semua bisa tersenyum. Mengubur dalam bara api kebencian yang menyala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun