Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maulid Nabi Tahun 2020: Sederhana Tetapi Penuh Makna

1 November 2020   17:50 Diperbarui: 1 November 2020   17:58 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan Maulid Nabi, sederhana penuh makna. Dokpri.

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di tahun 2020 ini tetap diperingati, tetap digelar oleh seluruh muslim seantero jagad. Meski masih dalam kondisi pandemi, perayaan maulid Nabi tak menyusutkan niat kami untuk memperingati dan memuliakan hari kelahiran Nabi besar Muhammad SAW. Tentunya tak Semerah tak segempita euforia sebelum adanya covid-19. 

Tepat pada tanggal 12 Robiul Awal kemarin yang berbarengan pula pada tanggal 28 Oktober 2020, menurut pantauan penulis, hampir tiap surau, tiap mushola atau masjid tetap mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad meski dalam skip kecil, sebatas lingkungannya saja. 

Berbeda memang perayaan maulid kali ini. Karena kita ketahui bersama, perihal himbauan pemerintah terkait kondisi yang masih pandemi, sehingga membatasi aktivitas berkerumunnnya massa. Perayaan maulid pun rata-rata dirayakan dalam ruang lingkup kecil, sederhana tapi tak mengurangi rasa khusyu penuh makna. 

Ada yang sekedar membaca maulid dan diteruskan dengan doa dan dilanjut dengan makan bersama. Ada pula yang tetap membingkainya dengan pengajian namun dengan pengunjung, jamaah yang terbatas dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Jika kita kaji kembali hakekat peringatan maulid Nabi besar Muhammad SAW, tidak lain yakni untuk mengenalkan sejarah riwayat nabi, tahu dan mwngerti, minimal keluarga Nabi serta memahami betul akan kemuliaan sosok Muhammad SAW, baik dari segi fisik maupun sikap dan akhlak Baginda Nabi. 

Perayaan maulid bukan hanya sekedar ceremonial yang harus digelar secara wah dan mewah. Kalau ada kemampuan dan kondisinya memungkin, sah-sah saja merayakan peringatan maulid Nabi dengan mewah. Toh semua itu masih dalam kerangka lihurmat Nabi Muhammad SAW, sekaligus sebagai bukti, tanda kecintaan kita kepada beliau.

Ibarat kata, ketika orang sudah dimabuk cinta. Apa saja akan dilakukannya dengan menggapai cinta sang pujaan hati. Demikian pula bukti cinta kita, umat Nabi kepada Rosulullah SAW dengan memuliakan hari, bulan kelahirannya. Tingkat kecintaan tak ada ukuran tak ada bandingannya. 

Masa Pandemi 

Persoalannya adalah, momentum maulid nabi tahun 2020 masih dalam kondisi pandemi, yang akhirnya membatasi semuanya, terutama dalam metode dan kuantitasnya yang untuk sementara tidak diperbolehkan dalam jumlah yang besar. 

Peringatan maulid nabi baik di masa pandemi atau tidak, seharusnya tidak menjadi hal yang berarti. Mengingat, perayaan maulid nabi tergantung pada niatan pribadi masing-masing,khususnya dalam mendalami dan meresapi serta meneladani akhlak Rosulullah SAW. 

Pembacaan maulid beserta sholawat bisa kapan saja dimana saja dilakukan oleh masing-masing individu tanpa harus dengan ceremonial yang besar, mengundang kerumunan massa. Membaca maulid berarti menelaah sejarah nabi, membaca sholawat berarti memohon syafaat atas Baginda Nabi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun