Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Melatih Anak Tampil di Depan Orang Banyak

22 September 2020   20:53 Diperbarui: 22 September 2020   21:09 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak berlatih berbicara dengan mic di depan teman-temannya. Dokpri.

Berbicara di depan umum bukanlah hal yang mudah untuk seorang anak. Jangankan untuk anak-anak, bagi orang dewasa pun ternyata susah, bahkan dianggapnya sebagai sesuatu yang berat atau beban tersendiri. 

Maka tak heran, jika pada acara-acara tertentu banyak orang yang meminta tolong kepada orang lain untuk menyampaikan maksud dan tujuannya, sekalipun hanya untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf saja.

Berbicara di muka umum atau di panggung tertentu, tidak serta merta bisa dilakukan setiap orang, apalagi anak-anak. Semuanya harus dilatih sejak dini dan butuh proses yang panjang. Karena untuk sekedar tampil di hadapan orang banyak, bukan hanya sekedar asal ngomong. Tetapi butuh keberanian, mental yang kuat juga ditambah dengan kepiawaian dalam merangkai kata atau kalimat.

Oleh karena itu guna melatih anak berbicara di depan orang banyak, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk terus mengasahnya. 

Pertama, melatih mental anak. Tiap anak berbeda-beda tingkat keberaniannya. Apalagi perihal mentalitasnya untuk sekedar berani tampil di muka umum. Mental itu tumbuh seiring keterbiasaan seorang anak berinteraksi dengan keluarga, sesama teman dan lingkungannya. Semakin anak terbiasa bergaul dengan banyak orang, maka ia akan terbiasa dengan siapa saja. Sebaliknya anak yang tidak terbiasa atau kurang bergaul, cenderung pendiam dan pemalu. 

Mental seorang anak bisa dilatih dari lingkungan keluarga. Biasakan orang tua untuk sesering mungkin mengajak komunikasi dengan anaknya. Latih anak untuk mengungkapkan apa-apa yang menjadi impian maupun keinginannya. Terutama komunikasi anak dengan sang ayah, yang kadang canggung. Kebanyakan seorang anak lebih dekat, lebih berani mengungkapkan isi hatinya kepada seorang ibu. Sedang kepada ayahnya, kadang kurang berani. 

Ketika seorang anak terbiasa mengungkapkan isi hatinya kepada orang tuanya, terutama kepada ayah, setidaknya hal ini menjadi modal awal bagi seorang anak untuk berani juga berbicara kepada orang lain. Ajak juga anak kita di forum-forum umum. Kebiasaan anak di suatu forum apapun menjadikan anak terbiasa dengan suasana ramai. Hal ini akan menjadikan anak untuk tidak merasa canggung berinteraksi dengan banyak karakter orang. 

Jam'iyah anak-anak sebagai wadah mengasah mental. Dokpri.
Jam'iyah anak-anak sebagai wadah mengasah mental. Dokpri.

Kedua, Memberikan pilihan anak tampil sesuai bakat dan kesukaannya. Kita sebagai orang tua tak bisa memaksakan seorang anak harus tampil dengan kehendak kita atau paksaan tertentu. Bakat anak berbeda-beda. Ada seorang anak yang merasa lebih senang, enjoy ketika disuruh menyanyi ketimbang berpidato atau menari. Maka kita harus jeli, dan tidak boleh memaksakan kehendak kita yang jelas-jelas tidak disukai anak. 

Membiarkan anak tampil semaunya adalah langkah bijak awal para orang tua. Biarkan anak berekspresi, mengeluarkan mentalnya, walau hanya tampil singkat, tak lama. Misal, ada seorang anak yang mau tampil di depan orang banyak, hanya dengan menyanyikan lagu singkat, pendek-pendek, dan itu-itu saja. Tak masalah, sekalipun tak sampai selesai. 

Ketiga, Orang tua memberikan support. Bisa dengan menemani, mengajari materi penampilan anak atau menyaksikan langsung penampilan sang anak, serta yang terpenting adalah doa yang terbaik untuk anak kita. Untuk sebagian anak tertentu, support orang tua menjadi daya suntik yang berarti, bahkan menjadi motivasi yang tiada tara. Anak merasa tak sendirian dalam berjuang di hadapan umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun