Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketegaran dan Kesabaran di Balik Pondok Bakso "MBAK NOK"

28 Agustus 2020   09:32 Diperbarui: 28 Agustus 2020   09:22 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Darojatun (Nok) sedang meniriskan aneka bakso yang baru matang.

Dahulu sempat kepikiran mau dinamai dengan nama panggilan anak, tetapi kasihan. Akhirnya saya tetapkan dengan nama MBAK NOK. Karena sebutan Mbak atau Nok itu adalah sebutan yang familiar untuk semua kalangan. Remaja putri, Ibu-Ibu juga bisa dipanggil dengan sebuatan Mbak atau Nok," urai Lukman.

Lukman, suami Darojatun bersama Syaeful Amin, pendamping PKH.
Lukman, suami Darojatun bersama Syaeful Amin, pendamping PKH.
Darojatun dan Lukman bukanlah orang yang serakah. Tak pernah terbersit istilah Aji mumpung. Mumpung Baksonya laris-manis lantas menurunkan kualitas atau menaikan harganya. 

Justru, tak pernah diduga oleh saya sebelumnya. Ternyata di keramaian baksonya, Darojatun maupun Lukman masih saja mau melayani pembeli yang hanya membeli seadanya, tanpa harus seharga seporsi bakso."Kadang masih ada ibu-ibu yang beli cuma 3000 atau 4000 saja, untuk lauk nyuapi anaknya. Segitu, tetap kami layani. Karena mungkin itu adalah rizki saya. Dan rizki itu tak boleh ditolak, berapa pun besarannya."

Selain ketegaran dan kesabarannya dalam berdagang, Darojatun dan Lukman  ternyata pandai menerapkan sistem marketing baksonya. Baginya, ambil sedikit tak apa, yang penting, laris manis penjualan bisa laku banyak. 

Sering kali Lukman juga memberikan bonus untuk pembelian atau pemesanan dengan jumlah yang banyak. Bahkan Lukman sedikit membandingkan dengan bakso lainnya sebagai salah satu nilai plus baksonya. Selain ia memberikan sentuhan tetelan di dalam baksonya, di luar bakso, sering juga ia menambahkan tetelan daging lagi. Pastinya, pelanggan akan senang.

beberapa pelanggan sedang menanti pesanannya.
beberapa pelanggan sedang menanti pesanannya.
Terbukti, meski siang hari, sekitaran pukul 14 siang, namun hilir mudik motor bergantian keluar masuk kios bakso MBAK NOK di Rancawuluh. Tak hanya remaja, orang tua pun banyak yang mampir. 

Ada yang sengaja datang dengan motornya, ada pula yang datang dengan roda empat. Dan mereka datang tidak hanya dari desa itu saja, luar desa pun banyak yang berdatangan. "Baksonya enak, mantap" ungkap Kobar, salah seorang pelanggan asal desa tetangga, Bulusari yang sedang lahap menikmati bakso Mbak Nok.

Kesuksesan Darojatun sekarang ini adalah bagian dari ketegaran dan ketekunannya yang sudah dibangun selama enam tahun ini. Jika diingat cobaan dan makian dahulu, sungguh sangat menyesakkan hati. Ketika mulai merangkak berjualan bakso di pondok atau tak lagi berkeliling pun masih ada suara sumbang yang terdengar. Entah itu hanya gertakan atau mungkin upaya penggembosan saja dari orang-yang yang tak menyukainya." Kamu, jualan disini, nggak bakalan ramai".

Lukman dan Darojatun termasuk orag yang ulet dalam menekuni usahanya. Beragam cobaan dalam usaha ia lakoni dengan sabar dan penuh ketegaran. Pernah suatu saat  Lukman berkeliling menjajakan baksonya ke sebuah desa. Tanpa disangka yang datang untuk membeli baksonya adalah seorang lelaki yang sedang mabok. Tanpa basa-basi, lelaki tersebut membeli bakso Lukman hanya dengan uang 10000 namun meminta banyak baksonya, lebih dari umumnya. Lukman tak berdaya, tak mau ribut. Diberikannya bakso yang banyak, meski ia hanya menerima uang 10000 rupiah saja.

Kisah tragis lainya pernah dialaminya. Hampir saja di pagi buta saat dirinya berangkat menuju penggilingan daging untuk baksonya, ditengah jalan ia hampir dibegal oleh dua orang tak dikenal. Untungnya, Lukman yang dulu pernah menjadi satpam sudah menyiapkan diri. Sebelum begal itu menyerangnya, Lukman lebih dahulu menghampiri dengan sigap mengeluarkan senjata tajam yang sudah disiapkannya. Walhasil, begal itu justru kabur, terbirit-birit.

Salah seorang karyawan Bakso MbakNok sedang melayani pelanggan.
Salah seorang karyawan Bakso MbakNok sedang melayani pelanggan.
Ketegaran, kesabaran Darojatun dalam menekuni usaha bakso sepertinya telah membuahkan hasil. 2 Kios baksonya sudah banyak dikenal pelanggan. Mereka juga kini dibantu dengan 3 karyawan. Tiap bulannya, 5-6 juta bisa dikantonginya. Semua itu sudah bersih, termasuk sudah bisa membayar 3 karyawan dan beberapa cicilannya. Namun diakuinya, di tengah pandemi ini, omsetnya menurun. Tapi ia tetap sabar dan bersyukur. "Alhamdulillah masih bisa bayar karyawan, bayar hutang dan masih ada sedikit buat tabungan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun