Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Isolasi

4 April 2020   23:13 Diperbarui: 4 April 2020   23:14 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat-saat yang tidak mengenakkan. Saat saat yang menjemukan dan mebosankan. Betul-betul saat saat yang menyedihkan. Saat-saat yang membikin emosi tak terbendung tuk diluapkan.

Aku harus mengurung diri, sepi. Tak bolah kesana-kemari. Apalagi berkerumun happy-happy. Sekedar silaturahmi saja dibatasi, sekedar bertemu saja harus saling jaga diri. Ih, aku, kita, kami bukan orang yang individual, kami makhluk sosial yang selalu ingin berkumpul, bersama, bercanda-tawa.

Menghadap-Mu saja, kami dibatasi. Dibatasi waktu, tempat dan jarak. Bahkan aku serasa makin dijauhkan dengan-Mu Ya Rabb. Sampai kapan isolasi menyelimuti kami, sampai kapan kami terus begini?

Ketika Corona melanda, Isolasi membatasi ruang gerak manusia. Sungguh dunia begitu hampa. Isolasi beberapa minggu, terasa sudah sewindu. Sungguh kami tak mampu, sungguh kami tak berdaya atas Kuasa-Mu.

Kami tak tahan dengan Isolasi, kami mau kesana-kemari, menikmati kebersamaan bukan mengurung diri. Kami ingin bebas, leluasa tak dikekang oleh aturan, instruksi dan keputusan.

Ya Rabb, segerakan cobaan ini. Kembalikan semuanya pada keadaan semula. Agar kami tenang dan nyaman beribadah kepada-Mu dan baik, guyub-rukun kepada sesama, seperti sedia kala. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun