Sumber gambar dari teman fb
Oleh : Wong Desa
-----
Aku menulis ini bukan untuk mengikuti  event atau apapun demi sebuah penghargaan. Karena aku merasa tidak mempunyai kelebihan dalam bidang literasi sebagaimana yang mereka miliki.
Lihat, baca, dan teliti, betapa masih  begitu banyak celah untuk di kritik secara kritis. Baik dalam penyusunan kalimat, penggunaan kata baku, penempatan tanda baca pun masih sangat amburadul bin morat - marit. Lalu, apa yang bisa kujadikan dasar atau modal untuk berkompetisi ? Jawabannya sudah pasti " Tak ada ".
Tapi, yah sudahlah ! Lupakan itu !
Aku hanya ingin bercerita sedikit tentang apa yang kurasa ketika bisa menjadi blogger.
Menjadi blogger ?
Aku sering ketawa sendiri ketika menyebut diriku sebagai itu. Karena kata "blog" baru bisa aku pahami setelah aku dengan tanpa terencana bisa masuk dalam sebuah platform yang komunitasnya adalah para generasi muda pecinta dan pejuang  literasi. Platform itu adalah "P", sebut saja begitu.Â
Dan aku yakin semua pecinta literasi sudah mengenal platform tersebut. Setidaknya mereka yang tergabung dalam group DWPF dan Kompasianers DWF.
Awal dari langkahku menjejakkan kaki di "P", aku merasa canggung, bingung dan tak tahu apa yang harus aku lakukan. Mengingat aku bukanlah apa - apa ataupun siapa - siapa. Â