Mohon tunggu...
Muhammad Saleh
Muhammad Saleh Mohon Tunggu... Freelancer - ASNeurship

Share Your Knowledge For Better Life

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

FLP Ranting Unhas, Sharing Penulisan Essay

19 November 2017   03:30 Diperbarui: 19 November 2017   03:42 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imam Asy Syafi'i  salah satu dari 4 Ulama Mazhab terbesar di dunia pernah berkata, Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat, Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.

Selain itu Pramoedya Ananta Toer juga pernah berucap, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Data Unesco menyebutkan posisi membaca Indonesia 0.001%---artinya dari 1.000 orang, hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca. Hasil survei tersebut cukup memprihatinkan.

Hasil survei ini senada dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan. Minat menonton TV masyarakat masih lebih tinggi dibandingkan dengan membaca apatalagi menulis gagasan berupa puisi, Cerpen, Essay ataupun opini.

Bagaimana kondisi dunia menulis pada Pemuda?

Beberapa lembaga survei menyatakan fakta tentang rendahnya budaya literasi di Indonesia. Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan, pada tahun 2012 budaya literasi di Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negera yang disurvei. Pada penelitian yang sama ditunjukkan, Indonesia menempati urutan ke-57 dari 65 negara dalam kategori minat baca.

Kondisi menulis gagasan di sekolah -- sekolah bahkan perguruan tinggi belum menggembirakan, dan bahkan menyedihkan. Perilaku "copy paste" dengan fasilitas "Om G dan Tante Y" semakin memperparah karakter literasi anak bangsa.

Pemuda Indonesia saat lebih senang bermain dengan gadgetnya. Fasilitas berupa dukungan aplikasi -- aplikasi games menjadi tabiat yang sukar untuk pada sebagian mahasiswa di Indonesia.

Perlu gerakan terstruktur, sistematis, dan massif dalam menggerakkan roda kendaraan literasi yang melibatkan semua unsur baik lembaga pemerintah maupun Non Government seperti Ngo dan komunitas penggiat pendidikan.

Forum lingkar Pena (FLP) dapat menjadi salah satu wadah dari ribuan tempat untuk belajar menulis. Sama seperti yang dilakukan oleh FLP Ranting Unhas yang melaksanakan Training of Writing and Recruitment (TOWR) dengan salah satu rangkaian kegiatan Sekolah Menulis Esai (Sabtu, 18 November 2017) bertempat di Taman Teras Kampus Universitas Hasanuddin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun